Views: 257
DEPOK, JAPOS.CO – Kumpulan emak-emak yang tergabung dalam jaringan sukarelawan Mak Ganjar membuka kelas online pelatihan tata rias dan strategi berbisnis jasa pada Rabu (27/9).
Sebanyak 1.000 perempuan dari berbagai daerah di Indonesia mengikuti kelas online tersebut. Sementara sebagian peserta hadir langsung secara luring di Kafe Artivator di Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok, Jawa Barat.
Koordinator Nasional Mak Ganjar, Nining mengatakan bahwa dua pelatihan dalam kelas ini merupakan upaya pemberdayaan perempuan, khususnya dari kalangan emak-emak.
Dalam sesi pelatihan pertama, para peserta dilatih untuk merias wajah mulai dari persiapan, membersihkan wajah, merias, dan pemberian informasi terkait produk kosmetik beserta kegunaannya.
“Pelatihan make up kita pilih karena setiap perempuan itu senang dilihat cantik. Baik itu yang di rumah yang ada di rumah maupun yang pekerja,” ujar Nining.
Sementara dalam sesi pelatihan berikutnya, para peserta diedukasi bagaimana mengembangkan bisnis jasa tata rias mereka. Di antaranya cara memulai bisnis jasa, pengelolaan bisnis, strategi pemasaran, hingga cara menjalin komunikasi dengan konsumen.
“Tujuan kita nanti selain bisa merias, nanti ke depannya emak-emak tahu bahwa ladang ini bisa digunakan untuk mencari sesuap nasi, ataupun disebutnya untuk menghidupkan dapur,” jelas Nining.
Mak Ganjar menggandeng penata rias profesional dan salah satu pelaku bisnis jasa untuk menjadi pemateri dalam tersebut.
Lewat pelatihan ini, relawan berharap bisa memancing motivasi para peserta agar kelak bisa membuka bisnis tata rias atau bahkan jasa make-up artist (MUA) nantinya
“Ditambah strategi berbisnis secara online, sekarang itu kan banyak orang yang bisa memanfaatkan sarana rumahnya untuk berbisnis, makanya disatukan untuk bisnis digital atau online,” tutur Nining.
Lebih lanjut, Nining mengatakan bahwa kegiatan relawan yang terinspirasi dari kepiawaian sosok Ganjar dalam program pemberdayaan emak-emak ini, akan terus berlanjut di berbagai daerah di Indonesia.
“Kami memang ada kegiatan yang continuing (berkelanjutan) di setiap daerah. Apa sih kebutuhan masyarakat. Dari mulai keterampilan sampai bisa menghasilkan uang untuk sendiri, dan itu sudah mulai berjalan,” sebut Nining.
“Kami masih melakukan ketok pintu, menanyakan ke kebutuhan masyarakat yang bisa kita gandeng bersama-sama,” tambahnya. (Red)