Views: 261
CIAMIS, JAPOS.CO – Di tengah ancaman krisis sektor pertanian dunia, Indonesia memiliki tantangan tersendiri, yakni berkurangnya jumlah petani dan sebgaian mulai menua. Akibatnya, produktivitas pun stagnan, serta mempengaruhi jumlah panen berbagai komoditas.
Mencegah hal tersebut terjadi, Ganjar Muda Padjajaran (GMP) mengoptimalkan peran pemuda melalui kegiatan pelatihan budi daya semangka, serta pemberian bibit kepada sejumlah pemuda di Desa Ciharalang, Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis (14/9).
“Kami memberikan pelatihan budi daya untuk kelompok masyarakat pemuda setempat, karena kami ingin ada regenerasi petani muda supaya industrinya hidup secara berkelanjutan,” buka Korda GMP Kab. Ciamis, Luthfi Jati Purnama.
Menurutnya, ada berbagai macam jenis pertanian yang mampu menopang sektor pertanian di Kabupaten Ciamis, salah satu diantaranya adalah tanaman holtikultura.
Kabupaten Ciamis dengan kondisi ekologinya memungkinkan masyarakat untung mengembangkan tanaman holtikultura, diantaranya semangka.
“Tanaman holtikultura masih minim, namun potensi cukup besar dengan kondisi dan kapasitas tanah yang sesuai untuk ditanami semangka,” lanjut Luthfi.
Disinyalir, kegiatan tersebut mampu meningkatkan keterlibatan pemuda serta memberikan edukasi terkait tata cara menanam benih semangka, mengoptimalkan kualitas buah hingga taya cara pemasaran yang mampu dikembangkan.
“Setidaknya kegiatan tersebut bisa mengandung nilai edukasi dan pertimbangan bagi pemuda untuk tertarik terhadap budi daya semangka,” lanjutnya.
Luthfi berkomitmen untuk senantiasa memperkuat keinginan pemuda dalam bertani melalui pemberian pelatihan dan pendampingan hingga mandiri.
Dengan demikian, jumlah regenerasi pemuda yang terjun dalam industri pertanian berpeluang meningkat dan menjadikan sektor tersebut menjadi unggulan dengan produktivitas tinggi.
“Tidak sampai di sini, selanjutnya kita akan lakukan pemeliharan dan pendampingan supaya kegiatan ini bermanfaat dan hasilnya, terutama dalam meningkatkan peluang kerja untuk masyarakat pedesaan,” pungkasnya. (Red)