Views: 582
KAMPAR, JAPOS.CO – Gawat!selain tempat menimba ilmu bagi peserta didik, kini sekolah yang diselenggarakan pemerintah yakni SMAN 3 Tapung Kabupaten Kampar diduga tempat sarana lahan bisnis(pungli). Pasalnya, selain jual atribut dan Seragam, Kepala Sekolah juga diduga nekat bekerja sama dengan percetakan pengadaan buku LKS.
Pertama diketahui, berdasarkan data yang diperoleh Japosco, pungli modus jual atribut dan seragam sekolah lengkap pakai nota pembelian untuk tahun ajaran 2023/2024. Kemudian, buku LKS dijual dilingkungan SMAN 3 Tapung (koperasi) diketahui dari siswa.
Ironisnya, didalam nota atas nama komite SMAN 3 Tapung menguraikan bukti pembelian jenis barang (seragam sekolah/atribut) dengan bandrol (harga) dengan kategori pembayaran lunas atau tiga kali mengansur.
Sementara, buku LKS (lembar kerja sekolah) Guru (pihak SMAN 3 Tapung) mengarahkan siswa membeli di koperasi yang ada dilingkungan SMAN 3 Tapung dengan harga lima belas ribu per LKS. Hal itu disampaikan oleh salah satu siswa yang tidak bersedia namanya.
“Ada, dari koperasi belinya didalam sekolah, harganya lima belas kalau ngga salah, kemarin beli sepuluh harganya seratus lima puluh(150.000).” ungkapnya (25/8/23).
Terpisah, Kepsek SMAN 3 Tapung, Erni Haerani SPd MM yang mengaku istri anggota DPRD Kabupaten Kampar berinisial RPL saat ditemui wartawan diruangannya mengakui siswa mengunakan LKS dibeli dari koperasi yang ada lingkungan SMAN 3 Tapung.
“Menggunakan LKS itu wajib tidak,tergantung kesepakatan anak (siswa) dengan guru,” paparnya didampingi salah satu guru bagian sarana prasarana (28/8/23).
Menurut Erni, jika ada guru yang menekankan atau mewajibkan siswa harus menggunakan (membeli) LKS diminta diinformasikan kepada pihaknya.
Awalnya masuknya LKS, Kepsek SMAN 3 Tapung Erni Haerani mengaku pihaknya di loby percetakan buku LKS dan kemudian pihaknya menyetujui LKS dimasukkan lewat koperasi yang ada di wilayah tugasnya.
“Ia,,sih izinnya masuknya lewat kita, maksudnya gini, pak Kami mau masukkan(LKS) izin bagaimana boleh, istilahnya kita hanya memfasilitasi dari sekolah nanti daldil-daldil kita tidak mau tahu, langsung dijawab guru bagian sarana prasarana dihadapan Erni.
Ditambahkan guru sarana prasarana secara finansial keuntungannya harus ada dong bagi-baginya.
Namun anehnya selaku pemegang tanggung jawab dilingkungan SMAN 3 Tapung, Kepsek Erni Haerani terkesan buang badan dengan gestur nada gelabakan.
Pasalnya, Erni mengaku aktivitas dugaan pungli modus jual atribut,seragam dan buku LKS yang ada di wilayah kerjanya tidak ada hubungannya dengan sekolah meski aktivitas tersebut lewat restunya.(dh)