Views: 279
CIAMIS, JAPOS.CO – Dalam rangka peningkatan mutu dan terciptanya SMK berbasis Industri. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Perlu bekerja sama dengan Industri. Menyadari pentingnya kerja sama tersebut SMK I Kawali menjalin kerjasama dengan PT. Skyline Semesta. Kepala SMK I Kawali, Cepy Wahyudin, A.Md., S.Kom., M.Kom dan Direktur PT. Skyline Semesta, Frans Agus Budiharto resmi menjalin kerjasama untuk membangun SMK Berbasis Industri.
Bertempat di Kampus SMKN I Kawali, Senin-Jum’at (14-16/8) digelar kegiatan pelatihan guru produktif bidang teknologi informasi dan komunikasi, layanan jaringan internet dengan diikuti 24 peserta kegiatan terdiri dari perwakilan SMKN 2 Ciamis, SMKN 5 Bandung, SMKS Da’arut Tauhid, SMKN 1 Leuwimunding, SMKS Manbaul Ulum, SMKN Manonjaya, SMKS Bina Prestasi, SMKN 1 Maros Sulawesi Selatan, SMKN I Purwokerto Jawa Tengah, SMKN I Hanau Kalimantan Selatan, SMKN 6 Balikpapan Kalimantan Timur, SMKN I Sarudik Sumatera Utara, SMKN I Bondowoso Jawa Timur.
SMKN 6 Palu Sulawesi Tengah, SMKN I Kendari Sulawesi Tenggara, SMKN 3 Soppeng Sulawesi Selatan, SMKN 3 Kota Bengkulu, SMKN 8 Padang Sumatera Barat, SMKN I Menpawah Timur Kalimantan Barat, SMKN 5 Kota Sorong Papua Barat, SMKS Jainul Hasan Jawa Timur, SMKN Padang Cermin Lampung serta SMKN 5 Kota Serang Banten.
Hal tersebut disampaikan Kepala SMK I Kawali, Cepy Wahyudin, A.Md., S.Kom., M.Kom kepada japos.co di sela-sela kegiatan pelatihan, Jum’at (18/8). Menurutnya dengan digelarnya kegiatan pelatihan tersebut para guru produktif bidang teknologi informasi dan komunikasi layanan jaringan internet dapat meningkatkan kompetensi hardskill dan softskill terhadap penguasaan manajerial dan pengembangan layanan jaringan internet yang sesuai dengan dunia kerja.
Mengenalkan budaya kerja di dunia kerja untuk diimbaskan kepada guru lainnya dan peserta dididik di satuan pendidikan serta mengimplementasikan hasil pelatihan guru produktif bidang teknologi dan komunikasi layanan jaringan internet kepada peserta didik sesuai dengan standar industri.
Sehingga hasil yang akan dicapai, ungkap Cepy, dapat meningkatnya kompetensi profesional terkait teknis kejuruan sesuai bidang keahlian yang terstandar dan terbarukan sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. “Guru terbiasa dengan iklim dan budaya kerja dan dunia kerja serta dapat mengimbaskan kepada guru dan instruktur lain serta peserta didik sebagai bagian dari pengembangan softskill dan karakter, meningkatnya kualitas pembelajaran dengan menggunakan metode dan pendekatan pembelajaran yang selaras dengan kebutuhan dunia kerja dalam mengimplementasikan kurikulum yang berlaku dan dapat meningkatkan kemampuan kemitraan dan penyelarasan dengan dunia kerja, “ ungkapnya.
Seperti diketahui SMKN 1 Kawali, Kabupaten Ciamis, menjadi salah satu peserta pameran dalam kegiatan Gelar Vokasi Vokaborasi 2022 yang diadakan oleh Balai Besar Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Mesin dan Teknik Industri (BBPPMPV BPMTI), di Jalan Pesantren Kota Cimahi, 22-24 Juni 2022 lalu.
Kegiatan yang dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Riset dan Teknologi sekaligus Plt Direktur Jenderal Bidang Vokasi Suharti, memamerkan berbagai produk dari sekolah dan perguruan tinggi vokasi yang ada. Mengusung tema “Kolaborasi antara Ditjen Diksi Industri dan Dunia Kerja, dalam Mewujudkan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia”.
Tujuan lainnya untuk menguatkan program link and match, antara lembaga pendidikan dan dunia usaha/industri, sekaligus menciptakan pendidikan yang berkualitas sesuai dengan tuntutan kompetensi dunia usaha/industri.
Dalam kegiatan itu SMKN 1 Kawali memamerkan teaching factory dari konsentrasi keahlian Teknik Komputer Jaringan dan Telekomunikasi (TKJT) atau bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).
Kepala SMKN 1 Kawali, Cepy Wahyudin menjelaskan, bisa ikut sertanya SMKN 1 Kawali dalam kegiatan tersebut, setelah ditunjuk secara langsung oleh BBPPMPV KPTK Makasar, sebagai perwakilan SMK untuk teaching factory (TeFa) bidang TIK. “Produk teaching factory kualitek ini sudah berkembang sejak tahun 2016. Asalnya produk pembelajaran ini untuk memudahkan para guru dalam mengajarkan ilmu TKJ kepada siswanya. Kemudian produk tersebut berkembang dan berevolusi selama tiga kali,” jelas Cepy.
Pada tahun 2017, produknya menjadi unit produksi (UP) dari jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ). Kemudian, kata Cepy pada tahun 2018 mendapatkan bantuan dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pengembangan ke arah TeFa. “Merupakan suatu pembelajaran project base learning yang dikembangkan ke arah industri sesungguhnya. Teaching factory di SMKN 1 Kawali, merupakan pembelajaran yang terus dikembangkan dan mengarah ke arah standar industri. Pada evolusi ketiga ini kami kembangkan embrionya menjadi sebuah produk pembelajaran yang menghasilkan wirausaha siswa,” kata Cepy.
Ia pun mengungkapkan bahwa tidak sedikit wirausaha siswa lahir di sekolahnya. Dan sudah berjalan sekitar tiga tahun. “Siswa kami, ada yang telah menjadi wirausaha di rumahnya masing-masing dengan konsep bisnis plasma, jualan voucher internet. Jaringan internetnya berasal dari produk yang ada di teaching factory SMKN 1 Kawali, kemudian disalurkan, ke rumah siswa,” ungkap Cepy.
Internet yang disalurkan ke SMKN 1 Kawali, kata Cepy, merupakan hasil investasi dari beberapa industri di antaranya Skyline Semesta dari Bandung, CGS dari Jakarta dan Salamnet dari Jakarta. Itu juga bagian penting dari program link and match. “Semua proses di dalam teaching factory dikelola oleh siswa, baik dari sisi promosi, instalasi, pemasangan, kemudian dari maintenance dan perbaikan-perbaikan pelayanan kepada konsumen termasuk penagihan,” kata Cepy.
Semua siswa yang terlibat jadi tahu dan kompeten dalam mengelola jasa layanan internet termasuk untuk dikembangkan dan dijalankan secara nyata. Saat ditanya mengenai apakah secara ekonomi kegiatan itu menguntungkan, tandas Cepy sejauh ini ada labanya. Hal itu dilihat dari laporan tahunan. Keuntungannya untuk investasi layanan, perbaikan alat dan lainnya. (Mamay)