Views: 266
GARUT, JAPOS.CO – Sukarelawan Ganjar Creativity (Ganjartivity) menggelar acara bertajuk Ngadawuh Ganjar (Ngajar) di Desa Cinta Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Garut pada Minggu (23/7/2023).
Para sukarelawan yang terdiri dari para alumni muda Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Padjajaran (Unpad) dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) itu turun langsung ke tengah masyarakat untuk melestarikan kebudayaan tradisional di sana.
“Kegiatan hari ini bersama masyarakat mengadakan ketangkasan domba adu. Saya ingin ketangkasan domba adu ini, ciri khas Garut bisa dipopulerkan, kami bantu juga mengangkat budaya ini biar bisa menasional, mendunia,” kata Ketua Ganjartivity, Dicky Fauzia.
Pada acara tersebut, warga Desa Cinta menampilkan ketangkasan adu domba dan beberapa jenis permainan anak yang termasuk dalam kebudayaan tradisional di daerah setempat.
Menurut Dicky, tradisi ketangkasan adu domba dan permainan anak tradisional tersebut terancam punah apabila tidak dilakukan lagi oleh warga di daerah asalnya, yakni Kabupaten Garut.
“Domba Garut ini jelas ciri khas jenis dombanya di Indonesia itu terkenal lahir semua bibit-bibit baik. (Jenis domba) ini ada di Kabupaten Garut,” ujarnya menilai Domba Garut memiliki potensi yang bagus.
Potensi Domba Garut diakui tak hanya untuk dijadikan ketangkasan domba adu tetapi juga bisa dikonsumsi dagingnya untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.
Dicky mengakui domba yang dipelihara dengan baik oleh masyarakat di Garut terbukti menghasilkan domba berbobot besar dengan daging yang berkualitas tinggi.
“Selain untuk ketangkasan domba adu juga bagus buat (dimanfaatkan) dagingnya. Daging domba ini bagus karena beda dari domba daerah lain yang dombanya kecil,” ujar Dicky.
Namun, potensi sosial hingga ekonomis dari Domba Garut dinilai belum tersosialisasikan dengan baik ke seluruh wilayah Indonesia apalagi hingga mancanegara.
Melalui kegiatan yang digagas para sukarelawan Ganjartivity, Dicky berharap informasi mengenai potensi itu pun akan disebarluaskan ke seluruh negeri melalui dunia maya.
“Mungkin, dengan adanya pengetahuan yang baik tentang domba Garut akhirnya yang lain juga tahu bahwa domba Garut ini menghasilkan daging yang baik,” katanya.
Kegiatan tersebut juga dibuka dengan penampilan pencak silat dan peragaan sejumlah permainan anak tradisional seperti lempar sarung, oray-orayan dan cingciripit.
Setelah itu, sejumlah warga memamerkan domba peliharaannya ke tengah lapangan sambil berjoget bersama sebelum akhirnya dilakukan ketangkasan adu domba.
“Di domba Garut juga ada kesenian tradisional di mana ketangkasan domba adu ini diakui oleh pemerintah nasional yang menjadi budaya asli warga Garut dan Provinsi Jawa Barat,” ujar Dicky.
Kegiatan tersebut mendapatkan respons positif dari warga setempat yang sengaja datang untuk menyaksikan ketangkasan adu domba secara langsung.
Sambutan itu pun, kata Dicky, menunjukkan dukungan warga terhadap calon presiden 2024, Ganjar Pranowo yang disosialisasikan oleh para sukarelawan Ganjartivity selama ini.
“Alhamdulillah di sini antusiasnya luar biasa dari masyarakat buat bapak Ganjar. Insyaallah saya juga ingin, berharap Bapak Ganjar nanti kalau misalkan ada waktu untuk berkunjung ke Garut kami akan mengadakan acara yang lebih besar lagi dari kegiatan ini,” tuturnya.
Para sukarelawan menyampaikan bahwa kegiatan-kegiatan mereka selama ini terinspirasi oleh Ganjar yang dinilai fokus dalam melestarikan tradisi kebudayaan tradisional selama menjabat Gubernur Jawa Tengah.
“Karena, saya melihat dengan karakter Pak Ganjar, dia sangat senang dengan budayanya. Pak Ganjar juga senang melestarikan dan membantu meng-up (mempromosikan) kebudayaan ini biar masyarakat jadi pada tahu juga,” kata Dicky.
Warga Desa Cinta menyampaikan harapan mereka untuk Ganjar apabila terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia periode 2024-2029 mendatang, melalui para sukarelawan Ganjartivity pada kesempatan itu.
Dicky menyimpulkan harapan mereka pada umumnya terkait program pelestarian kebudayaan tradisional yang dapat meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan warga.
“Harapan dari warga mungkin jelas ada bantuan dari pemerintah pusat untuk membantu melestarikan, bisa mendorong dan intinya bisa sama-sama bisa melestarikan yang akhirnya muatan lokal itu bisa menjadi muatan internasional,” ujarnya. (Red)