Views: 212
CIAMIS, JAPOS.CO – Bupati Ciamis, H. Herdiat Sunarya menghadiri acara Farmers’s Field Day sekolah lapang tematik pertanian organik yang dilaksanakan di Desa Cijulang Kecamatan Cihaurbeuti, Senin (10/7).
Farmers Field Day sendiri merupakan hari temu lapangan petani sebagai salah satu metode pemberdayaan untuk petani yang dirancang melalui pertemuan antara para petani, peneliti dan penyuluh dengan tujuan untuk saling tukar menukar informasi tentang teknologi pertanian yang diterapkan dan diharapkan adanya umpan balik dari petani itu sendiri.
Pada kesempatan tersebut Bupati Ciamis mendorong kepada para generasi muda di Kabupaten Ciamis untuk menjadi petani milenial sebagai regenerasi dari para petani yang ada saat ini.
Pasalnya Ia menilai generasi muda saat ini setelah menyelesaikan pendidikan formalnya lebih memilih berangkat ke kota-kota besar untuk bekerja di pabrik-pabrik ataupun di perusahaan. Padahal menurutnya bidang pertanian ini mempunyai peluang yang sangat besar jika mampu mengelolanya dengan baik, terlebih Kabupaten Ciamis telah dianugrahi keadaaan alam yang luar biasa oleh sang pencipta. “Generasi muda kita usia 18 sampai 25 tahun setelah sekolah lari ke kota-kota besar bekerja di pabrik maupun di perusahaan, padahal kita mempunyai peluang luar biasa di bidang pertanian, asal kita tekun, ” ujar H. Herdiat.
Ia berharap melalui pemerintah kecamatan maupun desa agar mengaktifkan kembali para petani milenialnya, mengingat kebanyakan yang menjadi petani saat ini adalah mereka yang sudah sepuh. “Harus ada regenerasi, jangan yang bertani itu sepuh-sepuh terus, tapi harus diciptakan petani muda,” tegasnya.
Untuk mendukung upaya tersebut, Bupati Ciamis menerangkan saat ini telah dibentuk program pembelajaran ekstra kurikuler khusus pertanian bagi siswa sekolah dasar dimana para siswanya turun langsung praktek mengolah sawah. “Alhamdulillah di Rancah petani-petani muda dari sejak SD sudah diberi pembelajaran bagaimana menanam padi dari sejak dini, hal itu diharapkan agar masyarakat Ciamis dari muda sudah mencintai pertanian,” terangnya.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Tanaman dan Holtikultura Provinsi Jawa Barat, Ajat Sudrajat dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Daerah dalam hal ini Bupati Ciamis atas perhatiannya yang begitu besar terhadap bidang pertanian. “Pemimpin yang peduli kepada pangan adalah pemimpin yang akan dicintai oleh rakyatnya, dan hal itu telah dibuktikan oleh Bupati Ciamis yang selalu dekat dengan petani,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi atas pencapaian yang luar biasa dari pertanian Ciamis, dimana dari padi organik ini bisa mencapai 7,28 ton per hektare. Sementara jika melihat rata-rata rasionalnya untuk jawa barat sendiri ada diantara 5,7 ton. “Terimakasih setinggi-tingginya pada pemerintah daerah Ciamis yang selama ini telah bisa memanfaatkan segala fasilitas yang diberikan oleh Pemerintah pusat maupun provinsi, yang luar biasanya adalah dari padi organik ini bisa mencapai 7,28 ton per hektare,” tukas Ajat.
Petani Milenial dan Pemuda Rancah Ciamis
Sementara itu di tempat terpisah sebagai bentuk nyata dari keinginan Bupati Ciamis tentang petani milenial, dijawab para pemuda Desa Situmandala, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis yang dikomandoi Petani Milenial, Devi Saputra yang memanfaatkan lahan desa menjadi peternakan sapi dan rumput odot untuk pakannya. Mereka kolaborasi dengan Pemerintah Desa Situmandala.
Sekadar informasi, Devi Saputra merupakan Pemuda Milenial yang telah diwisuda oleh Pemprov Jabar pada 30 Mei 2023. Bahkan ia berhasil menjadi juara pertama Petani Milenial Jabar. “Saya ajak para pemuda setiap dusun Desa Situmandala untuk gabung mengelola lahan milik Pemdes seluas 20 hektare,” ujar Devi, Minggu (9/7).
Devi bersyukur apa yang ia lakukan dapat bermanfaat untuk warga lainnya. Terutama setelah menjadi bagian dari program Petani Milenial dan meraih juara tingkat Jabar dalam bidang ternak sapi potong. “Awalnya saya bertani rumput odot pada lahan orang lain tahun 2017. Lokasinya di Desa Karangpaningal Panawangan. Pada 2022 saya gabung jadi Petani Milenial dan meraih juara,” ujarnya.
Ilmu dari program Petani Milenial sangat positif, ia mendapat pengetahuan, pelatihan, pembinaan hingga jaringan. “Sekarang adalah implementasinya. Saya ajak para pemuda yang punya harapan dan tujuan yang sama. Memanfaatkan lahan desa untuk peternakan sapi dan rumput odot,” jelasnya.
Devi pun bertekad untuk menularkan ilmunya untuk para pemuda setempat. Sehingga para pemuda Desa Situmandala dapat berkembang bersama, berkarya dalam bidang ketahanan pangan. “Alhamdulilah Pemerintah Desa Situmandala sangat respon bahkan memberikan lahan 20 hektar untuk kami kelola,” tuturnya.
Bersama dengan para pemuda Situmandala, Devi pun membentuk Kelompok Tani Milenial Tani Berkarya. Ia pun akan mulai mengelola lahan desa untuk peternakan sapi itu secara bertahap.
Kepala Desa Situmandala, Warna Juliana mengaku bangga ada putra daerah yang berprestasi. Mereka dengan semangat menjadi penerus petani. “Tentu sangat bangga. Untuk itu kami siapkan lahan 20 hektar untuk mereka kelola menjadi kandang sapi,” singkatnya. (Mamay)