Views: 241
KUNINGAN, JAPOS.CO – Ketua Tim Kerja Balnak, Elma Triyulianti, yang juga selaku Mentor Bidang KSPK Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat melepas Tim Ekspedisi Pendakian dan Pengibaran Bendera Harganas di Puncak Gunung Ceremai bertempat di Balai Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan, Selasa (27/06).
Tim pendaki yang dimaksud terdiri dari 12 orang personel yang berasal dari Satuan Karya Keluarga Berencana (Saka Kencana) dan Forum Genre Jawa Barat, dipimpin langsung oleh Sekretaris Dinas PPKBP3A Kabupaten Kuningan, Alfalah Shiddieqy Arifin. Alfalah sendiri bukan sosok asing di kalangan pecinta alam Kuningan, dia merupakan pegiat kelompok pecinta alam “AKAR” (Anak Kuningan Alam Rimba).
Kenapa dipilih Gunung Ceremai (Latin: Gunung Ceremé)? Tidak lain karena gunung ini merupakan gunung dengan puncak tertinggi di Jawa Barat. Tepatnya 3.078 meter di atas permukaan laut (mdpl). Adapun beberapa gunung tertinggi lainnya yang ada di Jawa Barat diantaranya Gunung Pangrango, dengan ketinggian 3.019 mdpl, Gunung Gede, dengan ketinggian 2.927 mdpl, Gunung Cikuray, dengan ketinggian 2.821 mdpl, dan Gunung Papandayan, dengan ketinggian 2.665 mdpl. Kini, Gunung Ceremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektar.
Sesaat sebelum melepas tim, dari kaki Gunung Ceremai, Elma menuturkan bahwa kegiatan ini tak lepas dari salah satu program prioritas nasional yang kini diemban BKKBN, yaitu percepatan penurunan stunting. “Pendakian, kemudian pengibaran Bendera Harganas di Puncak Gunung Ceremai ini merupakan simbol bahwa dalam mencapai keluarga bebas stunting itu butuh usaha, butuh ikhtiar. Sama halnya dengan mendaki Gunung Ceremai, butuh tenaga yang tidak sedikit, butuh strategi, butuh kolaborasi. Dimana itu semua juga dibutuhkan dalam upaya kita mengentaskan stunting di Jawa Barat,” tutur Elma.
Menurut data yang disampaikan Kepala Dinas PPKBP3A Kabupaten Kuningan, Trisman Supriatna yang juga hadir mengantarkan tim, melaporkan bahwa dari data SSGI 2022 prevalensi stunting di Kabupaten Kuningan berada di angka 19,4%. Sedangkan berdasarkan data bulan penimbangan balita Februari 2023 dan ePPGBM, di Kuningan terdapat 5.356 kasus, atau 7,7% dimana Kecamatan Cigugur termasuk kecamatan dengan kasus tinggi, ada 213 kasus stunting dan di Desa Cisantana, ada 34 kasus stunting. “Kami mendukung kegiatan ini, karena selain untuk mengampanyekan Hari Keluarga, ada kegiatan-kegiatan yang manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat Cigugur. Baik berupa promosi kespro remaja, juga pemberian bantuan telur bagi keluarga-keluarga berisiko stunting yang ada di sini. Nanti kita sisir mulai dari daerah sekitar kaki Gunung Ceremai ini,” kata Trisman.
Selain kegiatan ekspedisi, di tempat yang sama dilaksanakan beberapa kegiatan lainnya. Yaitu sosialisasi dan edukasi kesehatan reproduksi, gizi dan anemia bagi para remaja. Dan kegiatan Sosialisasi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) bagi keluarga-keluarga yang memiliki bayi di bawah dua tahun (Baduta) di Desa Cisantana.
Tim ekspedisi sendiri memulai jalur pendakian dari Ipukan-Palutungan dimana di sana juga terdapat Kampung KB Dusun Palutungan, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan yang telah dibentuk sejak 2017 yang lalu. “Semoga kebulatan tekad kita, kegigihan kita mendaki dan mengibarkan bendera Harganas di Puncak Gunung Ceremai betul-betul mencerminkan sejauh mana kegigihan kita dalam percepatan penurunan stunting,” pungkas Elma sambil melepas tim di Jalur Pendakian Palutungan. (Mamay)
Kuningan, Jaya Pos
Ketua Tim Kerja Balnak, Elma Triyulianti, yang juga selaku Mentor Bidang KSPK Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat melepas Tim Ekspedisi Pendakian dan Pengibaran Bendera Harganas di Puncak Gunung Ceremai bertempat di Balai Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan, Selasa (27/06).
Tim pendaki yang dimaksud terdiri dari 12 orang personel yang berasal dari Satuan Karya Keluarga Berencana (Saka Kencana) dan Forum Genre Jawa Barat, dipimpin langsung oleh Sekretaris Dinas PPKBP3A Kabupaten Kuningan, Alfalah Shiddieqy Arifin. Alfalah sendiri bukan sosok asing di kalangan pecinta alam Kuningan, dia merupakan pegiat kelompok pecinta alam “AKAR” (Anak Kuningan Alam Rimba).
Kenapa dipilih Gunung Ceremai (Latin: Gunung Ceremé)? Tidak lain karena gunung ini merupakan gunung dengan puncak tertinggi di Jawa Barat. Tepatnya 3.078 meter di atas permukaan laut (mdpl). Adapun beberapa gunung tertinggi lainnya yang ada di Jawa Barat diantaranya Gunung Pangrango, dengan ketinggian 3.019 mdpl, Gunung Gede, dengan ketinggian 2.927 mdpl, Gunung Cikuray, dengan ketinggian 2.821 mdpl, dan Gunung Papandayan, dengan ketinggian 2.665 mdpl. Kini, Gunung Ceremai termasuk ke dalam kawasan Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC), yang memiliki luas total sekitar 15.000 hektar.
Sesaat sebelum melepas tim, dari kaki Gunung Ceremai, Elma menuturkan bahwa kegiatan ini tak lepas dari salah satu program prioritas nasional yang kini diemban BKKBN, yaitu percepatan penurunan stunting. “Pendakian, kemudian pengibaran Bendera Harganas di Puncak Gunung Ceremai ini merupakan simbol bahwa dalam mencapai keluarga bebas stunting itu butuh usaha, butuh ikhtiar. Sama halnya dengan mendaki Gunung Ceremai, butuh tenaga yang tidak sedikit, butuh strategi, butuh kolaborasi. Dimana itu semua juga dibutuhkan dalam upaya kita mengentaskan stunting di Jawa Barat,” tutur Elma.
Menurut data yang disampaikan Kepala Dinas PPKBP3A Kabupaten Kuningan, Trisman Supriatna yang juga hadir mengantarkan tim, melaporkan bahwa dari data SSGI 2022 prevalensi stunting di Kabupaten Kuningan berada di angka 19,4%. Sedangkan berdasarkan data bulan penimbangan balita Februari 2023 dan ePPGBM, di Kuningan terdapat 5.356 kasus, atau 7,7% dimana Kecamatan Cigugur termasuk kecamatan dengan kasus tinggi, ada 213 kasus stunting dan di Desa Cisantana, ada 34 kasus stunting. “Kami mendukung kegiatan ini, karena selain untuk mengampanyekan Hari Keluarga, ada kegiatan-kegiatan yang manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat Cigugur. Baik berupa promosi kespro remaja, juga pemberian bantuan telur bagi keluarga-keluarga berisiko stunting yang ada di sini. Nanti kita sisir mulai dari daerah sekitar kaki Gunung Ceremai ini,” kata Trisman.
Selain kegiatan ekspedisi, di tempat yang sama dilaksanakan beberapa kegiatan lainnya. Yaitu sosialisasi dan edukasi kesehatan reproduksi, gizi dan anemia bagi para remaja. Dan kegiatan Sosialisasi 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) bagi keluarga-keluarga yang memiliki bayi di bawah dua tahun (Baduta) di Desa Cisantana.
Tim ekspedisi sendiri memulai jalur pendakian dari Ipukan-Palutungan dimana di sana juga terdapat Kampung KB Dusun Palutungan, Desa Cisantana, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan yang telah dibentuk sejak 2017 yang lalu. “Semoga kebulatan tekad kita, kegigihan kita mendaki dan mengibarkan bendera Harganas di Puncak Gunung Ceremai betul-betul mencerminkan sejauh mana kegigihan kita dalam percepatan penurunan stunting,” pungkas Elma sambil melepas tim di Jalur Pendakian Palutungan. (Mamay)