Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINESUMATERASumatera Barat

Wako Miris, Pekat Dibiarkan, Akan Mengelinding Ibarat Bola Salju

×

Wako Miris, Pekat Dibiarkan, Akan Mengelinding Ibarat Bola Salju

Sebarkan artikel ini

Views: 177

BUKITTINGGI, JAPOS.CO – Peristiwa  kasus hubungan badan ibu dan anak yang tayang beberapa hari belakangan Walikota mengungkap fakta yang terjadi bertahun-tahun. Dengan perilaku yang merusak moral hal ini disiikapi Pemerintah Bukittinggi.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

“Begitulah faktanya. Kami (Walikota) Bukittinggi fokus ke permasalahan menyampaikan fakta. Ini sudah lama terjadi dan tidak ada yang mengungkap. Walikota  memilih untuk mengejar masalah ini, karena  ingin semua pihak menyadarinya, kalau urusan  tidak akan selesai, dan kalau hanya di pemerintahan dan Niniak Mamak saja, butuh peran semua pihak sampai lingkungan terdekat,” pesan Walikota Bukittinggi, Erman Safar, Kamis (22/6/2023).

Dia merasa miris, masih banyak pihak yang tidak peduli dengan masalah ini. Seharusnya, semua lini bergerak  menumpas penyakit masyarakat, termasuk daerah lain di Ranah Minang .

“Kalau kami diam, tak ada yang peduli. Sampai perilaku menyimpang menerpa keluarga terdekatnya, mereka baru sadar,” ulasnya.

Untuk diketahui, yang kami amankan  banyak berasal dari luar Bukittinggi. Kami menolak perilaku  dan kedatangan mereka  melakukan aktivitas kotor mereka di kota kami, kami akan buru terus,” ucap Wako Erman.

Pemko Bukittinggi sejak dua tahun terakhir, gencar kampanyekan bahaya perilaku menyimpang. Hal ini dimulai dari satuan pendidikan. Seluruh SD dan SMP negeri diberikan tambahan muatan lokal. Mulai  pelajaran BAM dan 4 pelajaran agama, Bahasa Arab, Aqidah Akhlak, Fiqih dan Sejarah Islam.

“Ini untuk benteng anak anak kita. Tapi bagaimana dengan kota kabupaten lain? Sampai kapan mau seperti ini? Orang berpikir di Minang  baik-baik saja. Padahal, ngeri sekali,” tuturnya .

Erman Safar berharap, orang tua juga harus berperan lebih aktif lagi. Anak  harus diberikan edukasi  perilaku menyimpang, sejak mereka mulai mengerti bahasa.

Agama sudah harus tertanam lebih awal sebelum anak mengenal gadget.

“Kalau tidak, nanti kita  menyesal seumur hidup. Mana yang dilarang, mana yang boleh dalam agama, sudah harus lebih awal diketahui  anak-anak sebelum mereka mengakses media sosial termasuk di youtube dan game,” jelas Erman

“Ayo kita bergerak bersama. Masalah ini kalau disembunyikan, ibarat gelindingan bola salju,” ajar Erman. Artinya..! Ini menjadi PR semua pihak di kota Bukittinggi. (Yet)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *