Views: 205
CIAMIS, JAPOS.CO – Di era yang semakin maju, penyebaran informasi semakin maju dan berkembang pesat. Banyak informasi yang dapat diakses setiap harinya. Informasi yang didapat oleh masyarakat tersebut sangat beragam jenisnya. Sebelum masyarakat dapat menikmati berita, ada keringat dan jerih payah wartawan sebagai peliput yang mencari data sebagai sumber dalam menulis berita. Berita yang sudah diliput dan diolah pun masih harus dipilah oleh pihak redaksional untuk meminimalisir kesalahan.
Jika menurut pihak redaksi berita tersebut sudah memenuhi syarat, maka berita tersebut bisa disebar luaskan dan dapat dinikmati oleh masyarakat. Sedikit penjelasan dan juga bayangan mengenai proses jurnalisme yang dilakukan oleh media saat ini. Proses jurnalistik tidak hanya terjadi dalam media-media besar, dalam lingkup kecil, ada miniatur dari sebuah media besar yakni media kampus atau pers mahasiswa yang berfungsi sebagai penyebar informasi untuk mahasiswa yang berkuliah di kampus tersebut. Ada lingkup yang lebih kecil lagi dalam melakukan proses jurnalistik, yakni sekolah.
Sekolah adalah tempat untuk menuntut ilmu sebelum memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi seperti universitas. Dalam dunia pendidikan, kecerdasan seseorang sangat menentukan keberhasilan dari sebuah proses pendidikan, yang mana orang yang cerdas akan mendapatkan prestasi yang memuaskan. Kecerdasan seseorang tidak bisa datang begitu saja tapi perlu dibangun melalui kebiasaan-kebiasaan yang mampu merangsang kecerdasan seseorang, salah satunya adalah baca tulis, yang dalam hal ini bisa dibangun melalui pelatihan jurnalistik. Dengan adanya pelatihan jurnalistik akan sangat membantu siswa dalam mengasah kreatifitas dan bakat seseorang, khususnya dalam bidang tulis menulis.
Hal tersebut diungkapkan Ketua IPKB Kabupaten Ciamis yang juga Korwil Priangan Timur IPKB Provinsi Jawa Barat, sekaligus wartawan Harian Jaya Pos dan japos.co, Aa Mamay saat memberikan pembekalan dasar kejurnalistikan di SMPN 2 Ciamis, Selasa (13/6).
Menurutnya, saat ini, pemerintah sedang gencar-gencarnya meningkatkan pendidikan karakter. Selain itu di Indonesia juga sedang mengembangkan pendidikan keterampilan yang kemudian lebih dikenal dengan pendidikan kecakapan hidup. Pendidikan ini mencakup keterampilan dasar seperti membaca, menulis, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan memanfaatkan teknologi, dan kemampuan lainnya. “Jurnalistik terkenal sebagai kegiatan yang identik dengan mencari, mengolah, menulis, dan menyebarluaskan di mana kegiatan itu sendiri sudah meliputi keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh siswa di sekolah, “ ujar Mamay.
Melalui pembuatan media sekolah, ungkap Mamay, keterampilan tersebut akan terasah terutama keterampilan membaca dan menulis. Jika siswa banyak membaca maka pengetahuan umumnya akan bertambah dan ini sejalan dengan dasar dari jurnalistik yaitu wawasan. Jika siswa sudah terbiasa dengan keterampilan dasar seperti itu, maka keterampilan lainnya akan bertambah dengan sendirinya secara bertahap. Jurnalistik mampu membangun daya kritis nalar siswa dalam membaca realitas kehidupan. Melalui media sekolah seperti buletin, majalah dinding, ekstrakurikuler sastra dan fotografi, serta kegiatan media lainnya di sekolah menengah, maka keterampilan dasar seperti itu akan terlatih dan siswa terbiasa untuk mengembangkan kreatifitasnya karena mendapat dukungan penuh dari sekolahnya.
Kepala SMPN 2 Ciamis, H. Memet Priadi, S.Pd., M.Pd mengatakan bahwa kegiatan pelatihan dasar jurnalistik bagi siswa SMPN 2 Ciamis ini dilaksanakan pada akhir tahun ajaran 2022/2023. “Kegiatan ini dirancang sepenuhnya oleh OSIS dengan tetap melakukan koordinasi melalui wakil kepala sekolah bidang kesiswaan. Pelaksanaannya dengan melibatkan nara sumber dari IPKB Kabupaten Ciamis yang dapat diundang untuk memberikan materi pada kegiatan, “ katanya.
Tujuan dilaksanakannya program peningkatan kemampuan literasi siswa di sekolah, kata H. Memet dalam rangka menciptakan budaya membaca di sekolah dan masyarakat. Meningkatkan pengetahuan dengan membaca berbagai macam informasi bermanfaat, memperluas dan meningkatkan pertumbuhan kosa kata, meningkatkan kelancaran tulis menulis dan menyusun kalimat serta mendorong peserta didik terbiasa mengembangkan suatu gaya penulisan pribadi dan mencari pengorganisasian yang sesuai dengan gagasannya sendiri.
Tolak ukur dari program ini, tandas H. Memet, adalah siswa dapat menghasilkan sebuah tulisan yang memiliki tata bahasa yang benar dan juga mengandung makna yang jelas. (tim)