Views: 350
KAMPAR, JAPOS.CO – Modus usaha Mabel, gedung ruko lantai bertingkat tempat penakaran bisnis sarang burung walet, diduga tidak ada peduli terhadap lingkungan.Pasalnya, semenjak kehadiran bisnis walet tersebut, nada kaset bersuara burung walet nonstop (24 jam) dipasang dengan nada keras. Hal itu diungkapkan salah satu warga setempat kepada wartawan (5/6/23).
“Nonstop, 24 jam lah,” ungkap sumber.
Sumber menceritakan, bangunan ruko tersebut awalnya ruko biasa dengan standar dua lantai untuk dagang.Namun, seiring berjalannya usaha Mabel dilantai bawah.Pemilik ruko, membuat bisnis penakaran bisnis sarang burung walet di lantai dua hingga membangun tiga sampai empat lantai juga turut penakaran walet.
Kata sumber, kurang lebih sekitar tahun 2013 penakaran bisnis sarang burung walet dibuat, pemilik bisnis tersebut sama sekali tidak pernah meminta izin kepada sepadan ataupun basah basih kewarga sekitar.
“Sudah puluhan tahun lah,” terangnya.
Sumber mengungkapkan, pemilik bisnis penakaran bisnis sarang burung walet sekaligus pemilik toko Mabel diduga orang berkulit putih bermata sipit tinggal di Pekanbaru.”Cina,Cina Pekanbaru,” ungkapnya.
Terpisah, hal sama,saat disambangi hendak konfirmasi, salah satu karyawan (perempuan) toko Mabel mengakui pemilik sarang burung walet yang lantai atas (dua) dan toko sentosa Mabel lantai dasar adalah sama yakni diduga bernama Koko tinggal di Pekanbaru” Ko Ady,orang Cina,” ujarnya.
Namun ironisnya,demi pemberitaan, pemilik toko Sentosa Mabel sekaligus pemilik bisnis penakaran bisnis sarang burung walet saat dihubungi melalui Nomor Ponselnya terkesan memilih menghindar saat wartawan mencoba konfirmasi klarifikasi terkait aktivitas usahanya tersebut.
“Saya lagi di Jakarta,nanti dulu lah Saya ada kerja,” jawabnya langsung terputus.
Hari yang sama pantauan wartawan di lapangan, ruko lantai bawah toko Sentosa Mabel disimpang Robert Desa Sumber Makmur Kecamatan Tapung, diatas bangunan toko tersebut ditemukan penakaran bisnis sarang burung walet dilantai dua hingga ke atas dilengkapi putaran kaset bersuara burung walet yang sangat keras.
Ironisnya, penakaran bisnis sarang burung walet tersebut bersepadan dengan yayasan MA Himmatul Ummah (sekolah)tentu sangat menggangu konsentrasi aktivitas proses belajar mengajar apalagi siswa sedang melaksanakan ujian semester genap.
“Salah satu siswa menyampaikan “Yah,, sangat menggangu kali Pak, kadang -kadang mau kepikiran kesitu (suara)saja,” ujarnya diamini temannya.
Ditambahkan,Kepala Yayasan MA Himmatul Ummah Sajimin menyampaikan “Setiap hari nya begitu Pak, apalagi hari ini anak-anak (siswa )kita sedang ujian .”katanya
Dilanjutkan, menurut dia pemilik bisnis tersebut belum pernah bersosialisasi dengan sepadan ,apalagi dengan suara burung walet yang keras sangat menggangu didekat pasilitas umum. (Dh)