Views: 203
CIAMIS, JAPOS,CO – Pada perkembangan jaman dan kemajuan teknologi saat ini, sistem contactless payment sedang berkembang pesat seiring dengan pesatnya laju transformasi digital dalam industri financial technology (fintech).
Dengan berkembangnya contactless payment tersebut, masyarakat Indonesia mulai beralih untuk menggunakan metode pembayaran menggunakan aplikasi e-wallet berbasis Quick Response Code (QR Code) seperti: OVO; GoPay; DANA; dan lain-lain. Fenomena tersebut berimplikasi pada meningkatnya transaksi dengan e-wallet, semakin banyak perusahaan fintech yang berlomba-lomba bersaing untuk menjadi top of mind pada industri dompet digital.
Akan tetapi dengan adanya persaingan kompetitif tersebut menyebabkan inefektivitas dan tidak terintegrasinya penggunaan QR Code dalam transaksi pada tiap merchant di Indonesia yang sudah menerapkan contactless payment. Sehingga, QRIS Sebagai Kebijakan Adaptif dan Solutif Bank Indonesia bersama dengan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI), meluncurkan inovasi berbentuk solusi adaptif dari tidak terintegrasinya dan eksklusifnya pembayaran berbasis digital QR Code di Indonesia.
Dikutif dari berbagai sumber, Inovasi tersebut dikenal sebagai Kode Integrasi QR Code Indonesia atau Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Bank Indonesia menjelaskan bahwa QRIS merupakan bentuk kebijakan inovatif yang diluncurkan oleh Bank Indonesia sebagai upaya standarisasi sistem pembayaran berbasis QR Code di Indonesia. Di samping itu, QRIS diluncurkan sebagai bentuk integrasi pembayaran digital berbasis QR Code di Indonesia guna menciptakan digital payment yang inklusif dan dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat dari usaha menengah ke atas hingga UMKM.
Salah satu contohnya pengguna QRIS di Kabupaten Ciamis. Dijelaskan Kepala Dinas DKUKMP Kabupaten Ciamis, Asep Khalid Fajari, S.IP, didampingi Kepala Bidang Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil Menengah dan Perdagangan Kabupaten Ciamis Asep Sulaeman, bahwa pengguna QRIS di tahun 2022 mencapai 57.704 orang.
Menurutnya, data tersebut yang disampaikan langsung oleh Bank Indonesia. Pengguna QRIS di Ciamis paling banyak dari BJB dan BRI. “Tentu ini tidak bisa menghindari kemajuan jaman, saat ini pengguna QRIS di Ciamis bukan hanya rumah makan, pasar, dan toko. Akan tetapi pedagang kaki lima (PKL) pun sudah ada beberapa yang menggunakannya,” ujar Asep Rabu, (31/5).
Dikatakannya, dengan kemajuan teknologi ini, tentu jika para pengusaha menengah ke bawah tidak mampu beradaptasi, maka bisa menjadi suatu kendala. “Sekarang ini adalah waktunya generasi Y dan Z dengan gadgetnya, dengan segala aplikasinya. Maka jika dunia usaha tidak mengikuti kemajuan teknologi ini tentu akan ketinggalan,” kata Asep.
Selain itu, tandas Asep, belanja menggunakan uang digital atau QRIS akan lebih mudah dan aman. Masyarakat tidak harus membawa uang cash dalam tas ataupun dompet. “Kita sering ketakutan kehilangan uang dicuri atau dicopet, tentu jika tidak membawa uang cash di tas, ketakutan itu akan hilang. Dan belanja tetap lancar dengan menggunakan uang digital/QRIS tersebut,” tandasnya. (Mamay)