Views: 263
PANGANDARAN, JAPOS.CO – Jembatan Wiradinata Rangga Jipang yang terletak di Dusun Karangtirta, Desa Sukaresik, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, ditutup sementara.
Pantauan Japos.co, Minggu (26/3) sore, Jembatan Wiradinata Rangga Jipang ramai dikunjungi masyarakat untuk ngabuburit menunggu waktu buka puasa tiba. Namun disayangkan Jembatan tersebut ditutup selama 17 hari.
Sekdis Pekerjaan Umum Tata Ruang Perumahan Rakyat Dan Kawasan Pemukiman Kabupaten Pangandaran, Yadi Gunawan mengatakan, penutupan Jembatan Wiradinata Rangga Jipang dilaksanakan mulai tanggal 25 Maret sampai 10 April 2023. “Akan ada pengujian jembatan, jadi ditutup sementara. Dasar dari penutupan jembatan itu mengacu pada Peraturan Menteri PUPR Nomor 10 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan, dan SE Direktur Jenderal Bina Marga Nomor 02/P/BM/2022. Isinya tentang pedoman pembahasan penyelenggaraan keamanan jembatan khusus,” kata Yadi.
Menurutnya, jembatan melengkung dengan bentang minimal 60 meter, wajib mendapatkan persetujuan teknis keamanan jembatan. Jembatan Wiradinata Rangga Jipang sendiri memiliki bentang 62 meter. “Saya meminta masyarakat yang sering nongkrong di Jembatan Wiradinata Rangga Jipang untuk memakluminya. Masyarakat dan wisatawan untuk bersabar, tidak dulu lewat ke sana,” ujar Yadi.
Selama ini warga sangat antusias dengan kehadiran jembatan tersebut. Banyak warga yang senang kongkow di jembatan itu, hanya sekadar untuk nongkrong atau jadi spot swafoto.
Salah seorang warga Kecamatan Pangandaran, Dayat (50), mengaku tidak keberatan jembatan itu ditutup sementara. “Ya kalau demi keamanan kenapa tidak, apalagi sekarang ini banyak yang lewat jembatan ini,” ujarnya.
Kades Sukaresik, Mumu Mulyana menandaskan nama jembatan tersebut merupakan usulan dari warga. “Nama Wiradinata sebagai bentuk penghargaan kepada Bupati Pangandaran, H. Jeje Wiradinata karena di masa pemerintahannya telah dibangun jembatan penghubung itu. Sementara nama Rangga Jipang, merupakan nama salah seorang tokoh di kawasan tersebut. Nama leluhur lebih tepatnya, memiliki jasa besar kepada masyarakat dan sangat dihormati,” tandasnya. (Mamay)