Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINEJAWAJawa Barat

Walikota Banjar dan Komisi III DPRD Kota Banjar Tanggapi Keberadaan Patung Firaun di BWP

×

Walikota Banjar dan Komisi III DPRD Kota Banjar Tanggapi Keberadaan Patung Firaun di BWP

Sebarkan artikel ini

Views: 224

BANJAR, JAPOS.CO – Walikota Banjar, Hj. Ade Uu Sukaesih, mengaku bersalah atas polemik yang terjadi dari rencana pembangunan wahana edukasi museum The Mummy di Banjar Water Park (BWP), Kota Banjar.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Pasalnya, rencana pembangunan museum itu menggunakan patung Firaun sebagai ikon wahana edukasi tersebut. Hal itu mendapat berbagai respon dari kalangan masyarakat karena merasa keberatan.

Walikota Banjar mengatakan sebelum rencana pembangunan itu bergulir, pihak pengembang sudah berkoordinasi dengan pemerintah kota. “Sebelumnya sudah koordinasi (dengan pengembang), cuma kesalahan ibu tidak sosialisasi karena waktu itu berangkat umroh. Setelah pulang lupa karena ada kegiatan hari jadi Kota Banjar,” kata Hj. Ade Uu, saat rapat koordinasi di Setda Kota Banjar, Selasa (28/3).

Menurutnya, karena tidak ada sosialisasi sehingga mendapat kritikan dari masyarakat yang merasa keberatan dan berbagai respon lainnya. “Ibu mohon maaf kepada semuanya, tapi kita ambil hikmahnya. Salah ibu, padahal gampang tinggal perintahkan untuk sosialisasi, seperti yang jembatan itu kan. Nah kan itu namanya juga manusia,” ujar Hj. Ade Uu.

Berdasarkan pantauan Japos.co, pembangunan wahana edukasi tersebut akan dilanjutkan karena berbagai pertimbangan. Hal itu berdasarkan rapat koordinasi dengan berbagai pihak di Ruang Gunung Sangkur Setda Kota Banjar. “Tetap berlanjut, karena udah jelas tadi kesepakatan dari semua. Nanti yang belum hadir akan ada penjelasan oleh internalnya masing-masing,” tegas Hj. Ade Uu.

Menurutnya, selain hasil kesepakatan pembangunan tersebut berlanjut karena berdasarkan berbagai pertimbangan. “Karena ada pertimbangan. Pertama menyelamatkan aset, edukasi untuk masyarakat, pengembangan wisata, dan menyerap tenaga kerja,” ujar Hj. Ade Uu.

Sementara di tempat terpisah, terkait keberadaan patung Firaun berukuran besar ada di Banjar Water Park (BWP), mendapat tanggapan dari anggota DPRD Kota Banjar. Rencananya, patung Firaun itu akan menjadi ikon Museum the Mummy, yang saat ini masih dalam proses pembangunan.

Ketua Komisi III DPRD Kota Banjar, Cecep Dani Sufyan menganggap, bahwa adanya rencana pembangunan museum sebagai wisata edukasi merupakan hal yang bagus. Selain itu juga akan menjadi daya tarik tersendiri. “Kalau dari sisi ide adanya sesuatu yang menjadi daya tarik kota, tentu saja sangat bagus. Namun apakah penggunaan ikon patung Firaun di BWP itu sudah sesuai dengan kearifan lokal atau tidak,” kata Cecep.

Menurutnya, museum apa saja bisa dibuat di mana saja dengan tujuan untuk edukasi dan pengetahuan. Akan tetapi, harus ada pertimbangan lain, yang perlu diperhatikan. “Tentu museum apa saja bisa dibuat mana yang paling memungkinkan ketika berbicara museum sejarah. Banyak sejarah lokal, nasional, dan dunia yang bisa ditampilkan sebagai ikon wisata kota,” ujar Cecep.

Sejarah lokal maupun nasional, kata Cecep, juga tidak kalah menarik jika dibandingkan dengan sejarah Mesir kuno. “Sejarah lokal dan nasional tidak kalah sensasionalnya dengan sejarah semacam Mesir kuno. Selain itu, di dalam ajaran agama Islam, patung juga menjadi sesuatu hal yang sensitif. Karena banyak juga pendapat yang melarang,” katanya.

Pemerintah, tandas Cecep, bisa meminta pendapat dari tokoh masyarakat dan agama mengenai patung Firaun di BWP tersebut. “Saya kira hal ini perlu disampaikan kepada para tokoh masyarakat dan agama. Kemudian meminta pendapat mereka mengenai hal ini,” tandasnya. (Mamay)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *