Views: 272
CIAMIS, JAPOS.CO – Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupaten Ciamis, Drs. H. Syarief Nurhidayat, M.Si menyebut bahwa sampai saat ini di Kabupaten Ciamis belum ditemukan atau belum ada laporan mengenai kasus flu burung atau Avian Influenza (AI).
Menurutnya, terkait hal itu, pada hari Jumat (3/3) kemarin, pihaknya juga telah mengikuti pertemuan nasional yang digelar oleh Departemen Kesehatan RI terkait ancaman flu burung. “Kami tindak lanjut dengan membuat surat edaran terutama kepada kepala UPTD, isinya intinya untuk meningkatkan KIE atau Komunikasi, Informasi dan Edukasi. Kemudian segera menindaklanjuti laporan bilamana ada laporan dari masyarakat mengenai unggas dengan prinsip Dilares atau deteksi cepat, lapor cepat dan respon cepat ” ujarnya, Kamis (9/3).
Selain itu, kata dia, pihaknya juga mengingatkan untuk meningkatkan biosekuriti kepada para peternak. Selanjutnya, untuk melaksanakan pola hidup bersih dan sehat (PHBS). “Jadi perilaku hidup sehat juga tidak hanya untuk manusia, akan tetapi juga hewan. Terlebih lagi, kalau flu burung ini bersifat zoonosis jadi bisa menular ke manusia,” kata H. Syarief.
Selain ke UPTD, tutur H. Syarief, pihaknya juga membuat surat edaran khusus kepada para peternak. Agar dapat meningkatkan lagi biosekuriti dan PHBS. “Kami juga melakukan biosekuriti terhadap prioritas peternak. Hari ini kita laksanakan di 3 kecamatan, dengan populasi yang diperiksa yakni sekitar 12 ribu ekor. Ini kita laksanakan secara berkala,” tuturnya.
Kadisnakan Ciamis menjelaskan, Disnakan Kabupaten Ciamis juga membuat Hotline Service, sehingga jika terjadi apa-apa bisa langsung menghubungi nomor hotline tersebut. “Terkait gejala flu burung sendiri yaitu jika melihat unggas sakit secara merata atau sampai menimbulkan kematian, itu harus cepat atau segera dilaporkan kepada petugas dalam hal ini Disnakan. Penanganannya sendiri itu jangan dulu dimusnahkan, lebih baik dijauhkan dulu, biar kami turun dulu, untuk mengecek apakah itu flu burung atau tidak. Selain itu juga, perlakuannya juga beda kalau bisa pakai APD,” jelasnya.
Kadisnakan Ciamis mengungkapkan, untuk Ciamis pernah terjadi adanya sejarah kasus flu burung itu pada tahun 2014. Itu terjadi mungkin di hampir semua daerah, termasuk Kabupaten Ciamis. “Dari Kementerian sudah memberikan gambaran kepada kami, supaya kami agar menjaga agar flu burung tidak menyebar di Kabupaten Ciamis. Yang rawan di Kabupaten Ciamis akan flu burung yaitu daerah di Kecamatan Cipaku, dimana daerah tersebut ada kelompok P2APC. Kita disini punya kelompok P2APC karena disitu banyak ayamnya. Itu juga yang kita prioritaskan. Jadi intinya, terkait dengan flu burung ini kita sudah bergerak cepat, minimalnya sudah menyebar surat edaran,” ungkap H. Syarief.
Berdasarkan informasi, di Jawa Barat sendiri sudah ada dua daerah yang terdeteksi kasus flu burung, dua daerah tersebut yakni Kota Cimahi dan Kota Cirebon. (Mamay)