Views: 212
BANDUNG, JAPOS.CO – Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Bangga Kencana Provinsi Jawa Barat dilaksanakan di hotel Holiday Inn kota Bandung, Selasa (14/2) dengan tujuan untuk meningkatkan sinergitas dan kolaborasi antara berbagai pihak terkait guna mencapai target program Bangga Kencana dan penurunan stunting di wilayah tersebut. Rakerda ini merupakan salah satu upaya Pemerintah Provinsi Jawa Barat dalam mendorong terwujudnya Jawa Barat Juara Lahir dan Batin.
Program Bangga Kencana merupakan program pemerintah pusat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu hamil, bayi, dan balita di Indonesia. Program ini mengusung konsep pelayanan kesehatan yang holistik, terpadu, dan berkelanjutan. Dalam konteks Jawa Barat, program Bangga Kencana diintegrasikan dengan program penurunan stunting, yang merupakan salah satu prioritas pembangunan kesehatan.
Rakerda ini dihadiri oleh berbagai pihak terkait, seperti perwakilan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dinas Kesehatan, dan berbagai stakeholder lainnya.
Dalam Rakerda ini, dilakukan diskusi dan presentasi terkait upaya-upaya yang telah dilakukan serta kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan program Bangga Kencana dan penurunan stunting di Jawa Barat.
Salah satu hal yang dibahas dalam Rakerda ini adalah upaya untuk meningkatkan sinergitas dan kolaborasi antara berbagai pihak terkait dalam pelaksanaan program Bangga Kencana dan penurunan stunting. Hal ini dianggap penting karena program tersebut melibatkan banyak stakeholder yang memiliki peran dan tanggung jawab yang berbeda-beda. Dalam Rakerda ini, disepakati untuk meningkatkan koordinasi dan komunikasi antara pihak-pihak terkait, serta melakukan kolaborasi dalam hal pengembangan program dan pelaksanaan kegiatan.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Barat, Drs, Wahidin M.Kes mengungkapkan bahwa Pelaksanaan kegiatan Rakerda Program Bangga Kencana tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2023 dilaksanakan selama dua hari dimulai dari Pra Rakerda yang bertujuan untuk Mengevaluasi pelaksanaan program dan kegiatan di Jawa Barat pada tahun 2022.
Merencanakan, menyusun dan membahas kebijakan dan strategi operasional pelaksanaan pada tahun 2023, dan yang paling penting adalah sebagai forum konsolidasi dan menggalang penguatan komitmen bersama seluruh pihak dan stake holder dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana di Jawa Barat pada tahun 2023 guna mewujudkan agenda pembangunan yang tertuang dalam Dokumen RPJMN 2020-2024.
BKKBN telah melaksanakan Program Pemerintah diantaranya Pengendalian Kuantitas Penduduk, keberhasilan tersebut ditandai dengan telah menurunnya Indikator Laju Pertumbuhan Penduduk Jawa Barat menjadi 1,34 pada tahun 2020, begitu juga dengan capaian Pola Kelahiran Total atau Total Fertility Rate (TFR) yang sudah mencapai 2,11 dan Kelahiran Kelompok Umur (ASFR) Usia 15-19 Tahun yang turun menjadi 24,46/1000 Kelahiran (berdasarkan Hasil Long Form Sensus Penduduk Tahun 2020 yang telah dirilis BPS).
“Hasil TFR menunjukan bahwa Jawa Barat telah menuju Replacement Level atau Penduduk Tumbuh Seimbang (seorang Ibu akan digantikan oleh 1 Anak Perempuan), “ ungkap Wahidin.
Sementara itu Gubernur Jawa Barat, H. Ridwan Kamil yang akrab dipanggil Kang Emil dalam arahannya, mengatakan bahwa Stunting menjadi masalah bersama.
“Itulah mengapa bagi saya isu stunting itu harus diurus oleh semua dinas yang ada dalam kepemimpinan saya, dan satu PNS jadi bapak asuh anak stunting, sehingga 800.000 anak stunting diurus oleh 800.000 PNS, maka kita bisa lihat dua tahun kedepan akan seperti apa Provinsi Jawa Barat, “ kata Kang Emil.
Gubernur Jabar menegaskan bahwa kualitas SDM jadi ukuran penting kalau Negara Indonesia ingin menjadi Negara Adidaya, menuju Indonesia menjadi negara Maju Negara Adidaya di tahun 2045 ada tiga syarat utama yaitu demokrasi damai dan kondusif, dimana sosial politik harus kondusif. Ekonomi 5 persen, ekonomi digital harus dikusai, serta tidak boleh ada stunting didalam generasi kita, harus menciptakan generasi kompetetif dan bebas stunting.
Kepala BKKBN yang diwakilkan oleh Deputi KB, dr. Eni Gustina M.P.H mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada Provinsi Jawa Barat dengan penurunan stunting terbesar se Indonesia dengan penurunan 4,7 persen, untuk tahun sekarang harus bisa menurunkan 2 kali lipat.
“Jadi untuk tahun 2023 harus bisa mendapatkan 8,6%. Hampir semua desa di Jabar ada satu pasangan Generasi Berencana(GenRe), sehingga anak-anak GenRe ini yang akan menjadi agent of change. Saat ini Jabar secara keseluruhan sudah masuk Jawara sebelum Juara, karena angka-angkanya sudah masuk dibawah rate seluruh Indonesia. Saat ini rata-rata pendidikan 8,3% jadi masih dibawah SMP , sehingga khawatir lansianya menjadi ketergantungan terhadap yang muda. Bila penduduk sudah seimbang rata, maka tidak ada beban, saling melengkapi menuju Indonesia Emas ditahun 2045, “ ujar dr. Eni.
Di akhir rapat kerja, disepakati untuk terus melakukan koordinasi dan komunikasi antara berbagai pihak terkait, serta melaksanakan kolaborasi dalam hal pengembangan program dan pelaksanaan kegiatan. Selain itu, akan dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di Jabar. (Mamay)