Views: 203
BUKITTINGGI, JAPOS.CO – Sumatera Barat untuk mendirikan Perguruan Tinggi (PT) sudah tumbuh semenjak abad ke-20. Hal itu dibuktikan sudah muncul golongan intelektual dan cendekiawan yang peduli pendidikan anak bangsa. Untuk mewujudkan keinginan dipilihlah Bukittinggi. Bukittinggi merupakan kota yang dijuluki kota pendidikan ataupun kota pelajar.
Sekalipun Bukittinggi, kota kecil, Tahun 1948, pemerintah mendirikan beberapa Akademi terdiri dari Akademi Pamong Praja, Akademi Pendidikan Jasmani, dan Akte A Bahasa Inggris, Akademi Kadet, dan Sekolah Inspektur Polisi.
Semua Akademi tersebut, merupakan cikal bakal lahirnya universitas di Sumatra Barat.
Hal ini mengemuka seiring diproklamirkannya Kemerdekaan Indonesia oleh Ir.Soekarno dan Drs.Mohammad Hatta. Para pemuka masyarakat Sumatera Barat merasakan kebutuhan generasi muda yang terdidik, sangat mendesak.
Proses panjang mendirikan universitaspun terus dilakukan, tanggal 13 September 1956 Wakil Presiden Drs. Mohammad Hatta meresmikan pembukaan Universitas Andalas di Bukittinggi demikian DT, Salubuak Agam selaku Dewan Pendidikan mengingat masa lalu, disampaikan Selasa (07/02/23).
Bukittinggi tetap menjadi magnet mendirikan Perguruan Tinggi, bahkan sampai sekarang masih tetap dilakukan. Saat ini, di kota yang mendapat julukan Kota Pendidikan, banyak bermunculan Perguruan Tinggi setingkat Akademi, Sekolah Tinggi, juga Universitas. Bahkan beberapa kampus kelas jauh, dengan mudahnya dapat kita temui.
Kembali pada peran sejarah masa lalu, tahun 1948, pemerintah sudah memiliki gagasan medirikan perguruaan tinggi, maka pihak swasta tidak mau ketinggalan untuk berperan serta dalam memajukan dunia pendidikan di kota sejuk dan nyaman.
Para golongan intelektual yang peduli dengan pendidikan anak bangsa, seperti Yayasan Universitas Fort de Kock yang dikomandoi oleh H. ZA merasa terpanggil ambil bagian ketika thn 2002.
Walikota Bukittinggi Erman Safar mengajak investor menanamkan modalnya di bidang pendidikan di Bukittinggi, dengan tujuan mengembalikan citra Bukittinggi sebagai kota pendidikan yang melahirkan tokoh bangsa.
Berawal pembangunan STIKES, kemudian berbenah diri, tahun 2019 berubah nama Universitas Fort de Kock. Sekarang UFdK tidak saja memiliki sarana dan prasarana yang cukup dan memadai, juga menjalin kerjasama dengan beberapa universitas di luar negeri. Untuk merealisasikan kerjasama yang sudah disepakati,
InsyaAllah besok, rombongan Universitas Fort de Kock, mahasiswa, dosen dan pimpinan mengadakan kunjungan study banding ke University College di Malaysia dan Songkhla University di Thailand.
“Disamping kerjasama yang sudah terbina beberapa tahun dengan beberapa universitas di ASEAN, universitas Fort de Kock juga merancang kerjasama dengan Monash University. Hal ini menuju universitas yang dapat berdaya saing global,” tutup Erman. (Yet)