Views: 506
SAMOSIR, JAPOS.CO – Suasana tegang terjadi di SMP Negeri 1 Sianjur Mulamula, Kabupaten Samosir, pada Selasa (25/3/2025). Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Pemkab Samosir, Jonson Gultom, disebut bersikap arogan terhadap sejumlah guru di sekolah tersebut. Insiden ini hampir memicu konfrontasi fisik antara Gultom dan Maret Limbong, anak salah satu guru yang merasa ibunya diperlakukan secara tidak pantas.
Bentakan Kadis Picu Ketegangan
Maret Limbong, putra dari seorang guru yang bertugas di sekolah tersebut, mengungkapkan bahwa ibunya bersama dua rekan guru lainnya mendapatkan bentakan dari Jonson Gultom.
“Ibu saya menelepon, memberitahu bahwa dia dan dua guru lain dibentak-bentak oleh Kadis. Saya datang ke sekolah dan bertanya kepada ibu saya, ‘Yang mana orangnya?’ Setelah ditunjukkan, saya mendatangi Kadis untuk bertanya alasannya membentak ibu saya dan guru lainnya,” ungkap Maret kepada wartawan.
Namun, menurut Maret, Jonson Gultom justru menghindar dan masuk ke ruang kepala sekolah. “Karena dia tidak mau berdialog, saya memutuskan pulang. Harusnya seorang kepala dinas itu mengedukasi, bukan membentak,” ujarnya dengan nada kesal.

Rekaman Suara Ungkap Arogansi Pejabat
Dalam rekaman suara yang beredar di kawasan Kenegerian Limbong, Jonson terdengar mempertanyakan alasan tiga guru perempuan tersebut mengadu ke DPRD Samosir terkait ketidakharmonisan antar-guru di sekolah.
Para guru tersebut menyampaikan bahwa aduan mereka ke DPRD berkaitan dengan penggunaan dana BOS yang dianggap tidak transparan. Mereka mengeluhkan bahwa usulan pembelian buku bahan ajar ditolak, sementara dana BOS justru dialokasikan untuk membeli 100 pot bunga.
Saat mendengar penjelasan itu, suara Jonson Gultom terdengar meninggi. “Semua anggota DPRD dari Sianjur Mulamula ini adalah lawan saya, silakan mengadu, saya tidak takut!” terdengar dalam rekaman yang beredar luas di masyarakat.
Reaksi LSM dan Desakan Pemecatan Kadis
Menanggapi peristiwa tersebut, Ketua LSM ICW Korda Samosir, Saut Limbong, mengecam tindakan Jonson Gultom yang dinilainya arogan dan tidak mencerminkan seorang pejabat publik.
“Kalau pun ada masalah internal antara guru di sekolah, seharusnya Kadis menjadi penengah, bukan membentak. Apalagi yang dibentak itu guru perempuan,” kata Saut. Ia juga mendesak Bupati Samosir untuk segera mencopot Jonson Gultom dari jabatannya.
“Pertanyaannya, apakah Bupati Samosir mau dan mampu mencopot Kadis arogan itu?” ujar Saut. Diketahui, Jonson Gultom adalah adik kandung dari ayah Bupati Samosir, Vandiko Gultom, yang membuat posisi politiknya cukup kuat. Hal ini memunculkan spekulasi bahwa Jonson akan tetap berada di posisinya meski mendapat banyak sorotan negatif dari masyarakat.
Pemkab Samosir Mulai Lakukan Investigasi
Terkait insiden ini, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Samosir, Marudut Tua Sitinjak, yang juga menjabat sebagai Plt Kepala Inspektorat Pemkab Samosir, dikonfirmasi wartawan melalui pesan WhatsApp. Ketika ditanya tindakan apa yang akan diterapkan terhadap Kadis tersebut, Marudut Tua menyampaikan bahwa pihaknya sedang mengumpulkan informasi terkait kejadian tersebut.
“Tadi Ibu Rohani, Kepala BKPSDM, sudah ke SMP Negeri 1 untuk mengetahui apa pokok persoalan internal di sana. Nanti kita akan dengar dulu informasinya,” ujar Marudut Tua.
Masyarakat kini menantikan langkah konkret dari Pemkab Samosir dalam menangani kasus ini. Jika tidak ada tindakan tegas terhadap Jonson Gultom, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah dikhawatirkan akan semakin menurun. Sejumlah pihak menilai bahwa ini adalah ujian bagi Bupati Samosir, apakah ia mampu bertindak adil dan profesional, atau justru mempertahankan pejabat yang diduga bersikap arogan demi kepentingan politik keluarga.
Kasus ini menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Samosir. Warga berharap agar tidak ada lagi pejabat yang menggunakan jabatannya untuk bersikap semena-mena terhadap tenaga pendidik yang seharusnya dihormati dan didukung dalam menjalankan tugas mereka mencerdaskan anak bangsa. (Red)