Views: 89
SOLOK SELATAN, JAPOS.CO – Wakil Gubernur Sumatera Barat, Vasco Ruseimy, beserta rombongan melakukan kunjungan ke Masjid Nurul Bhakti, Timbulun Sangir, dalam rangkaian kegiatan Safari Ramadan. Kehadiran Wagub disambut hangat oleh Bupati Solok Selatan, H. Khairunnas, yang mengungkapkan rasa syukur dan terima kasih atas kunjungan tersebut.
“Saya sangat bersyukur dan berterima kasih atas kedatangan Wakil Gubernur beserta rombongan ke Solok Selatan. Beliau juga merupakan sahabat lama saya,” ujar Khairunnas, Rabu (12/3/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Gubernur Vasco Ruseimy menekankan pentingnya pendidikan berbasis budaya lokal. Ia menyampaikan rencana memasukkan sejarah Minangkabau serta pelestarian seni dan budaya daerah ke dalam kurikulum pendidikan agar generasi mendatang tidak melupakan adat dan bahasa Minang.
Turut hadir dalam rombongan Tim Safari Ramadan (TSR) Provinsi Sumbar yang dipimpin langsung oleh Wakil Gubernur Vasco Ruseimy, Wakil Ketua DPRD Sumbar, serta sejumlah pejabat tinggi dari provinsi. Mereka juga didampingi oleh Tim TSR 1 Pemkab Solok Selatan yang diketuai oleh Bupati Khairunnas.
Sementara itu, Tata Rianto, selaku pengurus Masjid Nurul Bhakti, menyampaikan rasa terima kasih atas kedatangan dua tim TSR dari tingkat provinsi dan kabupaten. Ia juga mengungkapkan masih banyak kebutuhan pembangunan masjid, termasuk penyediaan lahan parkir yang saat ini masih memanfaatkan badan jalan nasional.
Sebagai bentuk dukungan, Wakil Gubernur Vasco secara pribadi memberikan bantuan sebesar Rp20 juta untuk pembangunan masjid. Selain itu, dalam diskusi antara Bupati Khairunnas dan Wakil Gubernur, disepakati bahwa Pemprov Sumbar akan mengupayakan anggaran sebesar Rp1 miliar untuk pembangunan Masjid Nurul Bhakti pada tahun 2026. Pemkab Solok Selatan juga akan mengajukan anggaran tambahan sebesar Rp1,6 miliar.
Dalam penutup sambutannya, Wakil Gubernur Vasco menyampaikan harapannya agar Masjid Nurul Bhakti dapat menjadi mercusuar peradaban Islam di daerah tersebut. Ia juga mengusulkan agar tradisi Silek Tuo kembali dibudayakan di kalangan siswa SLTA, bahkan dimasukkan dalam kurikulum pendidikan.
“Saya ingin masjid ini menjadi mercusuar peradaban alam. Salah satu tradisi Silek Tuo perlu kita budayakan kembali, khususnya untuk siswa SLTA. Jika memungkinkan, tradisi ini bisa kita masukkan ke dalam kurikulum pendidikan,” tuturnya.
Kunjungan ini diharapkan dapat membawa manfaat besar bagi masyarakat setempat serta memperkuat nilai-nilai budaya dan keislaman di Solok Selatan. (Y)