Views: 585
DEPOK, JAPOS.CO – Banjir yang melanda wilayah Jakarta Timur akibat luapan Kali Ciliwung menimbulkan dampak besar, baik fisik maupun mental bagi warga setempat. Untuk memberikan dukungan kepada korban, Polri bersama mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI) mengadakan layanan trauma healing di Gedung GOR Youth Center, Kampung Melayu. Kegiatan ini bertujuan untuk membantu para pengungsi, khususnya anak-anak dan orang dewasa, mengatasi trauma akibat bencana yang mereka alami.
Pada kegiatan yang berlangsung pada Rabu, 5 Maret 2025, para mahasiswa Fakultas Psikologi UI yang dipimpin oleh Belva Catalina D melakukan berbagai aktivitas untuk membantu warga. Untuk orang dewasa, mereka memberikan metode relaksasi olah nafas yang dapat membantu mengurangi kecemasan dan tekanan psikologis akibat bencana.
Sementara itu, untuk anak-anak, kegiatan lebih ringan seperti permainan interaktif, hiburan, dan aktivitas kreatif seperti mewarnai dengan krayon menjadi sarana untuk meredakan stres serta memberikan kesenangan di tengah bencana.
Belva Catalina D, mahasiswi Fakultas Psikologi UI, mengungkapkan bahwa kegiatan ini memberikan momen berharga untuk berinteraksi dengan para pengungsi, terutama anak-anak yang paling terdampak.
“Kegiatan psikososial ini benar-benar menyentuh hati, terlebih dalam membantu anak-anak yang trauma akibat bencana. Mereka bisa bermain, bernyanyi, dan berkreasi dengan warna, yang memberikan mereka ruang untuk berekspresi,” ungkap Belva
Belva menambahkan bahwa pentingnya dukungan psikososial bagi korban bencana tak bisa diabaikan. Sebagai bagian dari program trauma healing ini, Belva berharap agar pengungsi, baik dewasa maupun anak-anak, bisa lebih kuat secara mental dan emosional.
“Ini adalah pengalaman yang membuka mata dan hati saya tentang pentingnya empati serta kepedulian terhadap sesama, khususnya mereka yang sedang menghadapi cobaan berat,” ujar Belva yang tengah menjalani magang di Mabes Polri.
Dalam kesempatan yang sama, Dita Puspita, mahasiswi semester 6 Fakultas Psikologi UI yang juga terlibat dalam kegiatan ini, menambahkan bahwa trauma healing ini memberikan semangat baru bagi para pengungsi.
“Melalui kegiatan ini, mereka tidak hanya mendapatkan dukungan moral, tetapi juga merasakan kebersamaan yang hangat di tengah-tengah situasi yang sulit,” ujar Dita.
AKBP M Leberty Adi Surya, psikolog dari Biro Psikologi SSDM Polri, menjelaskan bahwa trauma healing ini memiliki tiga tujuan utama. Pertama, untuk membantu pengungsi mempertahankan kemampuan sosial mereka meskipun dalam kondisi yang sangat sulit. Kedua, memberikan dukungan mental dan emosional kepada para pengungsi, agar mereka tidak tenggelam dalam rasa takut atau kecemasan berlebihan. Dan ketiga, khususnya untuk anak-anak, agar mereka tetap mempertahankan kemampuan motorik dan psikososial mereka, meskipun berada dalam lingkungan yang penuh tekanan.
Lebih lanjut, AKBP Leberty menambahkan, bahwa dalam kegiatan ini, selain memberi relaksasi olah nafas dan tapping kepada pengungsi dewasa, mereka juga mengadakan permainan energizing yang bertujuan menghibur serta membangkitkan semangat anak-anak.
“Trauma healing ini bukan hanya soal memberikan bantuan psikologis, tetapi juga menciptakan interaksi yang positif dan menyenangkan di antara para pengungsi, sehingga mereka merasa lebih tenang dan siap menghadapi situasi sulit yang ada,” pungkasnya.
Dengan adanya kegiatan trauma healing ini, diharapkan korban banjir di Jakarta Timur bisa sedikit mengurangi dampak psikologis yang mereka rasakan, dan kembali menemukan kekuatan untuk melanjutkan hidup di tengah cobaan yang mereka hadapi.(Joko Warihnyo)
