Views: 83
JAKARTA, JAPOS.CO –Wakil Presiden ke-13 Indonesia, KH.Ma’ruf Amin, menggelar buka puasa bersama dengan kalangan media pada Kamis (6/3/2025. Pada kesempatan ini KH.Ma’ruf Amin juga mengundang perwakilan Pengurus PWI Jaya.
Acara buka bersama dengan KH Ma’ruf Amin tentu saja bukan sekadar mempererat atau memperluas silaturahmi. Pada acara yang digelar di Warung Kondre, kawasan Ciputat, Tangsel, itu, kalangan media juga kembali mendengarkan pemikiran dan pandangan yang penuh manfaat dari ketua umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) 2015-2020 tersebut.
KH Ma’ruf Amin, yang juga Rais ‘Aam Nahdlatul Ulama (NU) 2015-2018, datang ke acara bukber ini bersama istrinya, Hj. Wury Estu Ma’ruf Amin. KH Ma’ruf Amin di awal sambutannya menyebut jika acara bukber ini sekaligus sebagai temu kangen dengan kalangan media.
“Saya kangen bertemu dengan teman-teman media,” ujar Abah, sapaan KH Ma’ruf Amin. “Setelah tidak lagi menjadi wakil presiden saya masih sering berkeliling, sebagai kyai, diundang ceramah,” katanya.
Menjawab pertanyaan media terkait kegiatan rutinnya sekarang ini, Abah mengaku
terus mengikuti perkembangan politik mau pun sosial kemasyarakatan. Dia kemudian bicara musibah banjir yang melanda Jabodetabek. Menurutnya, hal itu terjadi karena kurangnya antisipasi, dan ego sektoral.
Abah kemudian mengisahkan bahwa masalah banjir sudah mendera Jabodetabek sejak 1970-an. “Saat saya masih di DPRD DKI Jakarta antara 1970 sampai 1978, bahkan jadi ketua fraksi di usia 30-an, antisipasi masalah banjir sudah kita coba bahas dengan DPRD Jabar. Ada joint-plaining. Tetapi, itu tak pernah dibicarakan sampai tuntas. Ego sektoralnya tinggi,” papar Abah.
Pendamping Presiden Joko Widodo pada periode 2019-2024 tersebut berkenan memberi pesan kepada jajaran Pengurus PWI Jaya; Kesit Budi Handoyo, Arman Suparman, Tb Adhi, Indra Utama, Penerus Bonar, dan Hermawan. KH Ma’ruf Amin yang antara lain didampingi Pemimpin Redaksi Indoposnews.com, Akmal Marhalie, meminta jajaran Pengurus PWI Jaya senantiasa amanah dalam menjalankan fungsi kewartawanannya.
“Harus rajin memberitakan kemajuan daerah-daerah. Pers juga harus terus menjaga peran dan fungsinya sebagai kekuatan keempat dari pilar demokrasi setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif. Pers juga jangan mau jadi alat kegaduhan,” ungkap alumni Ponpes Tebu Ireng, Jombang, kelahiran 11 Maret 1943 di Kresek, Tangerang, itu. ***