Views: 52
DEPOK, JAPOS.CO – Dunia riset internasional kembali mencatatkan prestasi gemilang bagi Universitas Indonesia (UI), kali ini datang dari Muhammad Isra Nabil Iksan, mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI. Nabil berhasil meraih kesempatan langka untuk mengikuti program internship di Korea Institute of Science and Technology (KIST), sebuah institusi riset multidisiplin terkemuka di Korea Selatan. Program yang berlangsung sejak 3 September 2024 hingga 28 Februari 2025 sepenuhnya dibiayai oleh Pemerintah Korea Selatan, memberikan pengalaman riset yang tak ternilai harganya bagi mahasiswa berprestasi ini.
Selama menjalani program internship di KIST, Nabil bergabung dengan tim yang terdiri dari mahasiswa sarjana, magister, serta kandidat doktor di bawah bimbingan Dr. Chansoo Kim dari Computational Science Research Center.
Proyek yang ia jalani berfokus pada pengembangan kecerdasan buatan (AI) dan machine learning, terutama dalam hal pengelolaan dan visualisasi data epidemiologi.
Salah satu pencapaian terbesar dari penelitian yang dilakukan Nabil adalah pemodelan data yang berguna untuk menganalisis pola penyebaran Covid-19. Model ini memiliki potensi untuk membantu pengambilan keputusan kebijakan kesehatan yang lebih tepat dan berbasis data. Di samping itu, Nabil juga berperan penting dalam mengembangkan metode visualisasi data epidemiologi yang mudah dipahami oleh para pembuat kebijakan dan akademisi.
“Fokus utama pekerjaan saya adalah menganalisis hubungan kausalitas antarvariabel dalam dataset, termasuk pemetaan pemerataan populasi dan analisis data terkait Covid-19. Saya juga membantu mahasiswa magister dan doktor dalam pemrosesan data serta pengujian model statistik untuk meningkatkan akurasi prediksi penyebaran penyakit. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menghasilkan rekomendasi kebijakan berbasis data yang dapat digunakan dalam upaya pencegahan dan mitigasi wabah penyakit menular di masa depan,” ungkap Nabil dengan penuh antusias.Sabtu (1/3/2025)
Dalam wawancara, Nabil menceritakan bahwa program internship ini juga memberinya kesempatan untuk belajar lebih dalam mengenai desain kebijakan berbasis AI. Ia semakin mengerti bagaimana machine learning dapat diterapkan untuk memprediksi pola penyebaran penyakit dan dampaknya terhadap kebijakan kesehatan di suatu wilayah.
Tentu, mengikuti program ini bukan tanpa tantangan. Nabil mengakui bahwa berkomunikasi dengan rekan-rekan di KIST yang tidak semuanya fasih berbahasa Inggris menjadi salah satu kendala. Selain itu, budaya kerja yang sangat disiplin dengan jam kerja panjang di Korea Selatan juga memberikan tantangan tersendiri bagi Nabil. Namun, ia merasa beruntung bisa bekerja dalam lingkungan yang sangat mendukung keberagaman.
“Di sisi lain, saya merasakan toleransi yang sangat tinggi di KIST. Fasilitas yang disediakan sangat mendukung keberagaman, seperti tersedianya makanan halal di kafetaria dan ruang ibadah bagi umat Muslim. Hal ini sangat membantu saya untuk menjalani hari-hari di sana dengan nyaman,” tambah Nabil.
Pengalaman berharga ini, kata Nabil, telah memberinya wawasan baru dalam bidang manajemen informasi kesehatan serta pemanfaatan teknologi dalam pengambilan keputusan kebijakan kesehatan. Ia berharap apa yang ia pelajari selama internship di KIST bisa diterapkan untuk meningkatkan kualitas kebijakan kesehatan di Indonesia di masa depan.
Keberhasilan Nabil ini tentu saja mendapat apresiasi yang tinggi dari pihak Universitas Indonesia. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Prof. dr. Mondastri Korib Sudaryo, MS DSc mengungkapkan kebanggaannya atas pencapaian yang diraih oleh Nabil.
“Keberhasilan Nabil ini adalah bukti nyata bahwa mahasiswa FKM UI memiliki kompetensi global dan siap berkontribusi dalam dunia riset serta teknologi kesehatan. Internship ini tidak hanya memberikan pengalaman akademik yang sangat berharga bagi Nabil, tetapi juga memperkuat posisi FKM UI dalam melahirkan generasi unggul yang siap menghadapi tantangan kesehatan masyarakat dengan pendekatan berbasis teknologi dan data,” ujar Prof. Mondastri.
Lebih lanjut, Prof. Mondastri menambahkan bahwa FKM UI sangat mengapresiasi kerja keras, dedikasi, serta semangat pantang menyerah yang ditunjukkan oleh Nabil dalam menempuh proses seleksi yang sangat kompetitif ini.
“Semoga pengalaman yang diperoleh selama di KIST dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa lainnya untuk terus mengejar peluang di kancah internasional. FKM UI akan selalu mendukung upaya mahasiswa dalam meraih prestasi terbaiknya,” pungkas Prof. Mondastri.
Tak hanya itu, dukungan penuh Nabil selama proses pendaftaran datang dari dosen pembimbingnya, Popy Yuniar, SKM MM PhD pengajar di Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UI. Bantuan juga datang dari Universitas Indonesia melalui Center for Independent Learning (CIL), yang turut memastikan pendanaan untuk keperluan Nabil selama di Seoul, Korea Selatan.
Internship di KIST menjadi salah satu langkah signifikan dalam mempererat hubungan riset internasional Indonesia dengan Korea Selatan, sekaligus membuka peluang baru dalam pengembangan teknologi kesehatan berbasis data yang sangat relevan dengan tantangan kesehatan global saat ini. Melalui pengalaman ini, Nabil tak hanya mengembangkan kemampuan risetnya, tetapi juga memberikan kontribusi yang besar bagi perkembangan kebijakan kesehatan yang lebih baik di Indonesia.(Joko Warihnyo)