Scroll untuk baca artikel
BeritaJawa Tengah

Dirjen pemdes Kemendagri Apresiasi Desa Paninggaran Pekalongan Berhasil lakukan Aglomerasi Desa

×

Dirjen pemdes Kemendagri Apresiasi Desa Paninggaran Pekalongan Berhasil lakukan Aglomerasi Desa

Sebarkan artikel ini
Dirjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri La Ode Ahmad kunjungi Desa Paninggaran (tengah) Takjub atas capaian yang telah diraih.(24/2/25) dok Dinkominfo.

Views: 58

KAJEN, JAPOS.CO – Direktorat Jenderal (Dirjen) Bina Pemerintahan Desa Kementerian Dalam Negeri  La Ode Ahmad P. Bolombo melakukan kunjungan ke Desa Paninggaran, Kabupaten Pekalongan, pada Senin 24 Februari 2025.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Kunjungan ini bertujuan untuk melihat langsung salah satu desa yang dinilai berhasil melakukan aglomerasi Desa. Aglomerasi desa adalah pengelompokan permukiman penduduk di wilayah pedesaan. Aglomerasi desa dapat memperkuat kerja sama antar pemerintah desa dan pemangku kepentingan pengelolaan potensi serta pencapaian prestasi di berbagai bidang.

Pemilihan Desa Paninggaran sebagai contoh desa unggulan diharapkan dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi pemerintah daerah, khususnya pemerintah desa, untuk terus berinovasi dalam upaya memajukan desa di Kabupaten Pekalongan.

Beberapa penghargaan yang pernah diterima oleh Desa Paninggaran adalah Desa Anti Korupsi, kemudian Teh Parama yang berhasil mendapatkan medali perunggu/juara 3 pd The Golden Leaf Award 2022 di kategori Feature Green Tea dalam Golden Tea Award Australia dan diundang untuk hadir di Australia Tea Expo 2023 di Melbourne, dan masih banyak lagi prestasi lain yang telah didapat.

Selain itu, Dirjen Bina Pemerintahan Desa La Ode Ahmad P. Bolombo, kehadirannya menyebar luaskan inisiatif dan praktik terbaik yang telah dilakukan oleh Desa Paninggaran ke desa-desa lain di Kabupaten Pekalongan. Salah satu gagasan yang disampaikan adalah inisiatif kerja sama antar desa atau aglomerasi desa, yang diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antar pemerintah desa dan berbagai pemangku kepentingan.

“Kita tidak bisa berjalan sendiri-sendiri. Harus ada kolaborasi antara Organisasi Perangkat Daerah (OPD), antar desa, serta dengan pemangku kepentingan lainnya,” tambahnya

Tidak hanya itu, Dirjen La Ode Ahmad juga menyampaikan pesan kepada seluruh kepala desa, camat, dan para pemangku kepentingan yang hadir bahwa di bulan depan sudah mulai disibukan dengan bulan puasa yang identik dengan tradisi mudik, desa harus mempersiapkan agar layanan-layanan atau tempat wisata agar para pemudik betah di kampung halaman justru bukan berlibur ke tempat lain.

“Bulan depan kita sudah mulai sibuk, Desa sebagai tujuan mudik sudah siap belum. Jangan sampai orang mudik ke kampung halaman dalam hal ini Paninggaran, baru sehari menaruh koper kemudian bosan dan memilih pergi ke tempat lain untuk berlibur, hal seperti inilah yang bisa mendatangkan potensi ekonomi,” imbuhnya

Diskusi lebih lanjut dengan Dinas Teknis akan dilakukan untuk mengeksplorasi bagaimana konsep aglomerasi desa dapat diterapkan secara efektif. Pemerintah berharap upaya ini akan mempercepat pembangunan desa yang berkelanjutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa di Kabupaten Pekalongan.

Jika mengutip kata bung Hatta bahwa Indonesia tidak akan bercahaya Karena obor besar di Jakarta tapi akan bersinar karena lilin-lilin di desa. Inilah yang disebut memajukan negara melalui pembangunan desa.

Dirjen Bina Pemdes  Kemendagri, La Ode Ahmad P. Bolombo, juga memberikan  mengapresiasi capaian Desa Paninggaran yang telah meraih berbagai prestasi di tingkat daerah, nasional, maupun internasional.

“Saya takjub bagaimana kemajuan Desa Paninggaran ini. Saya tau ini adalah salah satu desa yang cukup berprestasi bahkan sangat berpresasi. Sampai hari ini ada kurang lebih ada 12 penghargaan. Desa paninggaran ini salah satu desa dari 7810 desa di Jawa Tengah, dari 272 desa di Pekalongan, dengan penduduk kurang lebih 4100 orang. Ini adalah salah satu desa terhebat di Jawa Tengah ” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa Jawa Tengah merupakan provinsi dengan jumlah pemudik terbanyak di Indonesia, dengan persentase di atas 60%. Menurutnya, pada tahun sebelumnya, jumlah pemudik mencapai 150 juta orang dengan perputaran ekonomi sebesar Rp 190 triliun.

“Harapannya adalah bahwa setiap tahun itu minimal orang 2-3x pulang ke Paninggaran ini sehingga lebih banyak uang yang berputar di Paninggaran dan Pekalongan ini,” ujarnya.

La Ode Ahmad menekankan bahwa Desa Paninggaran tidak boleh hanya menjadi tempat singgah sesaat bagi para perantau saat lebaran. Oleh karena itu, ia mengajak semua pihak untuk merancang strategi agar Paninggaran menjadi tujuan mudik yang lebih menarik sepanjang tahun. Selain itu, ia juga menegaskan bahwa kesiapan desa dalam menyambut pemudik sangat penting. Ia berharap desa dapat menyambut pemudik dengan baik agar mereka tidak kecewa dan tetap merasa nyaman berada di kampung halaman.

“Jangan sampai ketika pemudik datang, mereka tidak menemukan daya tarik di desa. Jika mereka bosan, mereka akan pergi ke kota-kota lain, sehingga desa tidak mendapatkan manfaat ekonomi dari kepulangan mereka,” katanya.

Sementara itu, Sekda Kabupaten Pekalongan, M. Yulian Akbar, menyampaikan bahwa kunjungan ini memberikan inspirasi serta motivasi bagi pemerintah daerah dan desa untuk terus berinovasi dalam memajukan wilayahnya. Sekda Akbar menegaskan pentingnya kolaborasi antar-OPD, desa, dan pemangku kepentingan lainnya dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan.

“Saya kira apa yang disampaikan oleh Pak Dirjen adalah bagaimana virus-virus yang diinisiasi oleh Desa Paninggaran ini bisa menyebar ke semua desa di Kabupaten Pekalongan termasuk inisiasi untuk kerjasama antar desa, komunikasi desa, ini saya kira nanti akan kita diskusikan dengan dinas teknis karena ini tidak bisa kita berjalan sendiri , harus kolaborasi bersama, antar OPD, antar desa, dan juga dnegna pemangku kepentingan yang lain,” ujar Sekda Yulian Akbar. (INA)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *