Views: 78
JAKARTA, JAPOS.CO – Dalam rangka pencegahan dan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan bahan adiktif lainya (Narkoba) ratusan peserta didik Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 68 Jakarta mengikuti dialog interaktif.
Acara yang diprakarsai Kelompok Kerja (Pokja) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Walikota Jakarta Selatan berkolaborasi dengan Suku Dinas Pendidikan 1 Jakarta Selatan dan Badan Narkotika Nasional Tingkat Kota Jakarta Selatan (BNNK) berjalan sukses.
Acara yang berlangsung semarak itu digelar di Aula SMP Negeri 68 Jakarta, Jalan Cepete 3,Kelurahan Cipete Selatan, Kecamatan Cilandak, Jumat (21/2/2025).
Kegiatan Dialog interaktif yang melibatkan guru dan siswa-siswi ini bentuk kepedulian PWI Daerah Khusus Jakarta (PWI Jaya) kepada generasi bangsa untuk masa yang akan datang.
Hadir sebagai nara sumber, Wakil Ketua Bidang Hukum dan Advokasi PWI Jaya Penerus Bonar, BNNK Jakarta Selatan Sukamto Widodo, Ketua Pokja PWI Jakarta Selatan Joni Matondang dan pembawa acara dibawakan salah satu penasehat PWI Pokja Jakarta Selatan Dahlan Siregar.
Ratusan siswa-siswi yang duduk lesehan di dalam aula terlihat begitu antusias mengikuti pemaparan dari nara sumber. Inti dari dialog interaktif ini untuk memberikan wawasan terkait dampak negatif penyalahgunaan narkoba terhadap siswa-siswi.
Dalam paparan yang disampaikan Sukamto Widodo, betapa bahayanya bila seseorang sudah terkena narkoba. Secara jelas, lugas dan penuh canda Widodo menjelaskan secara detail dampak paling terburuk bila sudah terkena narkoba.
“Adek-adek ku, siswa-siswi, jauhi narkoba. Sedikit pun tidak ada hal yang positif dari pemakaian narkoba,” ujarnya.
“Bergaullah dengan orang-orang yang baik. Jangan karena dibilang nggak gaul sehingga ikut terjerumus,” tambahnya.
Antusiasme pelajar semakin semarak tatkala Widodo menunjukan video-video pendek terkait dampak narkoba.
Sementara itu Wakil Ketua Bidang Hukum dan Advokasi PWI Jaya Penerus Bonar mengimbau agar mulai saat ini semua siswa-siswi harus betul-betul menghindari pemakaian narkoba.
“Saya datang bukan hanya sebagai pemberi materi, tetapi juga sebagai orang tua yang sayang kepada anaknya meminta agar siswa-siswi di sekolah ini menghindari pemakaian narkoba. Dampak dari anak yang terkena narkoba bukan hanya merugikan diri sendiri tetapi membuat masa depan hancur, ” ujarnya.
Bonar menambahkan, jangan pernah ada keinginan siswa-siswi SMPN 68 untuk mencoba. Dan, bila perlu harus menolak dengan tegas jika ada orang yang mengajak.
“Kalian semua harus berani menolak jika ada yang mengajak. Katakan saja, ‘saya tidak mau berteman dengan Anda’ kepada orang yang mau mengajak untuk mencoba narkoba. Sebab, jika sudah mencoba sekali bahayanya sangat serius dan proses rehabilitasinya sangat susah,” papar pria yang memiliki tiga putra tersebut.
Hal senada juga diucapkan Ketua Pokja PWI Jakarta Selatan Joni Matondang. Dirinya berpesan, bahwa masa depan generasi penerus bangsa, siswa-siswi agar jangan mencoba atau ingin tahu bagaimana rasanya memakai narkoba.
“Hindari dan bergaullah dengan orang-orang baik. Dan melalui dialog ini saya ucapkan terimakasih kepada, BNNK Jakarta Selatan, PWI Jaya, Guru dan Kepala Sekolah, serta teman-teman wartawan dan juga siswa-siswi di sekolah ini, ” ujarnya.
Acara yang di pandu Dahlan Siregar, ini semakin semarak, santai dan penuh canda memenuhi ruangan aula sekolah tatkala sesi tanya jawab.
Dalam dialog tanya jawab tersebut (3 siswi dan 4 siswa) terasa hangat dan akrab. Salah satu siswi Kelas VII B, Amanda Maryam Djuanda siswi Kelas VII B mengatakan, waktunya begitu singkat dan ingin dialog tersebut bisa dilaksanakan lagi untuk masa yang akan datang.
“Dari kegiatan ini saya dapat mengetahui bahaya narkoba terlarang bagi anak-anak muda yang bisa mengalami ketergantungan,” tutur Amanda.
Arkhan Athaya Sya’ban Kelas VIII H yang ikut dalam dialog menambahkan, kegiatan tersebut memberikan pemahaman kepada remaja terkait apa itu narkoba, bahaya yang ditimbulkan serta ancaman hukumannya.
“Saya mendapatkan cara menghindari narkotika atau narkoba dan sejenisnya, serta dampak atau bahaya penggunanya. Setelah saya pulang dari kegiatan ini, saya akan memberitahukan kepada kawan-kawan bahwa narkoba itu berbahaya,” ungkapnya.
Arkhan juga mengharapkan remaja Jakarta Selatan khususnya teman-teman sekolahnya dapat menghindari Narkoba.
Dalam obrolan dengan Sukamto Widodo sebelum sesi diskusi dimulai, tidak sedikit siswa yang masih duduk di bangku sekolah menengah pertama yang sudah terdampak narkoba.
“Bahkan ada yang sampai menjual rice cooker ibunya untuk memperoleh narkoba,” terang Widodo.
Di akhir acara diskusi, seluruh siswa-siswi, guru serta pembicara menorehkan tandatangan sebagai komitmen lingkungan SMPN 68 Jakarta bersih narkoba. “Prestasi Yes, Narkoba No,” teriak para siswa. ****