Scroll untuk baca artikel
BeritaDKI

Dilema dan Keprihatinan HPN 2025, Hukum Jadi Harapan Penyelesaian Konflik

×

Dilema dan Keprihatinan HPN 2025, Hukum Jadi Harapan Penyelesaian Konflik

Sebarkan artikel ini
Ketua Umum PWI Pusat Zulmansyah Sekedang

Views: 57

JAKARTA, JAPOS.CO – Ketua Umum PWI Pusat Zulmansyah Sekedang dalam sambutannya pada puncak acara Hari Pers Nasional (HPN) di Pekanbaru, Minggu (09/02), Zulmansyah mengatakan jika insan pers di Indonesia dan organisasi PWI tidak sedang baik-baik saja, sehingga tahun ini dirayakan dengan keprihatinan.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

“Berbeda dengan sebelumnya, tahun ini perayaan HPN tak hanya di Riau tetapi juga digelar di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, dan Solo, Jawa tengah. Realitas ini terasa pahit akibat terjadinya perbedaan prinsip penegakan integritas, yang membuat PWI tak baik-baik saja,” kata Zulmansyah dengan nada bergetar.

Atas kondisi ini Zulmansyah memohon maaf kepada seluruh insan pers yang terganggu dengan perpecahan PWI. Menurutnya sejak lahir 9 Februari 1946 terjadi peristiwa heroik berbanding terbalik dengan ironis kali ini dirayakan dalam suasana berbeda prinsip.

“Upaya islah sudah kami lakukan dan sudah banyak menteri yang memfasilitasi, tetapi arah rekonsiliasi masih berproses dan kami terus berupaya untuk di tahun depan dapat memperingati HPN bersama lagi,” ujarnya

Menanggapi hal itu, salah satu anggota PWI yang hadir dalam perayaan HPN di Riau Anrico Pasaribu, mengatakan bahwa kondisi pers Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Ia menyoroti konflik internal, yang diketahuinya dari berbagai informasi dan berita, yang melanda Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), terutama terkait dugaan penyalahgunaan dana Uji Kompetensi Wartawan (UKW) dari Kementerian BUMN pada masa kepemimpinan HCB.

“Dewan Kehormatan PWI telah menjatuhkan sanksi kepada HCB dengan mencabut keanggotaannya dari organisasi. Namun, yang bersangkutan tetap mengklaim dirinya sebagai Ketua Umum PWI Pusat,” ujar Anrico Pasaribu yang juga seorang pengacara.

Situasi ini memicu dualisme kepemimpinan di tubuh organisasi wartawan tertua di Indonesia. Kongres Luar Biasa (KLB) PWI akhirnya menetapkan Zulmansyah Sekedang sebagai Ketua Umum PWI yang baru.

Kisruh tersebut berdampak pada perayaan Hari Pers Nasional (HPN), yang awalnya telah ditetapkan di Pekanbaru, Riau. Namun, setelah diberhentikan oleh Dewan Kehormatan, HCB memindahkan perayaan ke Banjarmasin, menyebabkan kebingungan di kalangan anggota PWI.

“Meski ada dua lokasi perayaan, sebagian besar anggota PWI tetap memilih hadir di Pekanbaru dengan penuh semangat dan kesadaran penuh,” kata Anrico.

Yang menarik, untuk pertama kalinya dalam sejarah, HPN tidak dihadiri oleh petinggi negara. Meski demikian, perayaan di Pekanbaru tetap berlangsung meriah dengan berbagai kegiatan.

Lebih lanjut, Anrico menegaskan bahwa konflik di tubuh PWI tidak perlu berlarut-larut jika aparat penegak hukum segera memproses laporan Dewan Kehormatan terkait dugaan penggelapan dana UKW senilai Rp1,6 miliar. Dari jumlah tersebut, HCB dan rekan-rekannya telah mengembalikan Rp1,08 miliar.

“Seluruh saksi telah dimintai keterangan, tetapi hingga kini perkaranya belum ada perkembangan. Seharusnya hukum ditegakkan tanpa pandang bulu, seperti yang telah diingatkan Presiden Prabowo,” tegasnya.

Menurutnya, PWI telah berada di titik nadir, sehingga harus segera diselamatkan. “Jangan justru oknum yang merusak organisasi yang diselamatkan,” tandasnya.

Ia berharap PWI dapat kembali utuh sesuai dengan tema HPN tahun ini: Pers Berintegritas Menuju Indonesia Emas.(Red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *