Scroll untuk baca artikel
BeritaHEADLINESumatera Utara

Perkuat Swasembada Pangan, Pemkab Samosir Tanam Padi Gogo di Sitaotao

×

Perkuat Swasembada Pangan, Pemkab Samosir Tanam Padi Gogo di Sitaotao

Sebarkan artikel ini
Kadis Ketapang dan Pertanian Tumiur Gultom tampak berdiri memberi arahan penanaman Padi Gogo kepada kelompok tani di Sitaotao, Dusun 3, Desa Tanjung Bunga, Pangururan, Selasa (4/3).

Views: 44

SAMOSIR,JAPOS.CO –Pemerintah Kabupaten Samosir melalui Dinas Ketapang dan Pertanian bersama 8 kelompok tani melakukan gerakan tanam serentak padi gogo di lahan Kelompok Tani Cahaya di Desa Tanjung Bunga.  Gerakan Ini selain untuk meningkatkan produksi pangan dan menjaga ketahanan pangan di Indonesia, juga  meningkatkan produksi padi gogo yang dapat ditanam di lahan kering.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

“Kami menanam padi Gogo di atas lahan kering seluas satu hektar di Sitaotao, Dusun 3 Tanjung Bunga, Pangururan,” kata Kadis Ketapang dan Pertanian Tumiur Gultom, Selasa (4/3).

Menurut dia, padi Gogo merupakan padi yang tahan ditanam di lahan kering sehingga padi tersebut cocok ditanam  diiklim Samosir. Penanaman padi Gogo ini juga guna  mendukung program swasembada pangan secara nasional.

Sebelumnya padi Gogo telah berhasil di Desa Maduma dengan hasil 6 ton/ ha, dan hasilnya, saat ini ditanam di Desa Tanjung Bunga. Melihat kondisi kesuburan tanah di Sitaotao, Tumiur yakin, hasil  padi Gogo akan lebih memuaskan. Hasil dari Desa Tanjung Bunga diharapkan juga dapat dibagikan kepada kelompok lain nantinya sehingga padi Gogo akan semakin menyeluruh di Kabupaten Samosir. “Kesuburan tanah di Sitaotao lebih baik dari Maduma, maka saya yakin hasilnya juga akan lebih memuaskan. Tempat ini cocok sebagai pusat penanaman padi Gogo melihat kondisi kesuburan tanahnya. Kami dari dinas memberi perhatian untuk  Desa Tanjung Bunga” kata Tumiur

Disebutkan Tumiur, Dinas Pertanian akan membantu petani dalam pengolahan lahan 15 ha dengan mengerahkan traktor dari dinas. Bibit yang ditanam merupakan varietas sigambiri merah juga diupayakan dari sinergitas dengan kementerian pertanian pada 14 ha lahan berikutnya.

Untuk itu, ia mengajak petani mendukung dan memelihara tanaman dengan baik. Ia menambahkan, pertanian padi Gogo ini layak dipadukan dengan pariwisata karena didukung view yang cukup bagus dari ketinggian kaki gunung Pusuk buhit.

Kareha itu, Tumiur berharap tradisi menanam padi dapat dikembalikan sebagaimana dilakukan nenek moyang terdahulu. “Kedepan, mari mengembalikan tradisi menanam padi sebagaimana opung naparjolo. Selain pertanian lokasi kita ini cocok dipadukan dengan pariwisata,” kata Tumiur memberi semangat.

Melalui program pangula nature yang sudah dicanangkan, Tumiur juga meminta petani untuk menggunakan pupuk organik dan tidak membakar lahan. Belajar dan mau membuat pupuk organik untuk kebutuhan pertanian. “Kita rawat padi ini dengan baik, penyuluh akan turun kelapangan , akan lebih efektif untuk membantu petani termasuk dalam pembuatan pupuk organik. Sukses padi Gogo ini, maka akan banyak lagi bantuan yang akan diberikan seperti kentang yang diusulkan kelompok tani” kata dia.

Kadis Ketapang dan Pertanian juga mendukung potensi kopi yang ada di Sitaotao, akan mendaftarkan indikasi geografis kopi dari lereng gunung Pusuk buhit, sehingga kedepan kopi yang ada dikemas untuk memberi nilai tambah.

Kepala Desa Tanjung Bunga Lasper B. Sitanggang menyakini penanaman Padi Gogo di desanya akan lebih memuaskan, selain kesuburan tanah, dalam musim kemarau sekalipun setiap pagi pasti ada embun sehingga ada harapan untuk berhasil.”Harapan saya hasil di daerah kita ini harus berbeda 3 kali lipat dari Desa Maduma.Kita jangan hanya menanam tetapi harus berusaha bagaimana hasilnya melimpah” kata Lasper

Pemerintah Desa Tanjung Bunga siap mendukung dan memfasilitasi petani untuk pembuatan pupuk organik. Maka diharapkan kerjasama diantara petani mengerjakan pembuatan pupuk secara berama-sama dengan memanfaatkan eceng gondok  di Danau Toba. “Dalam mengerjakan pertanaman harus tetap kompak dan kerjasama terutama menyiapkan pupuk supaya hasilnya maksimal. Hasil yang didapat nantinya dapat dibagikan lagi ke kelompok lain sehingga kelompok lain dapat merasakan hal yang sama. Kita tidak bisa terus-menerus  membeli bibit dan berharap bantuan akan tetapi kita harus dapat menyiapkan bibit sendiri” ucap Lasper. (ULITAR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Views: 41 JAKARTA, JAPOS.CO – Pimpinan Jakarta Propertindo (Jakpro) mengapresiasi kunjungan Persatuan Wartawan Indonesia Daerah Khusus Jakarta (PWI Jaya), Selasa (4/2/2025). Disepakati akan adanya pertemuan lanjutan untuk mencapai kesamaan pandangan…