Views: 253
TANGERANG, JAPOS.CO – Proyek pembangunan taman di Kelurahan Pekojan, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang yang bertujuan untuk menyediakan fasilitas bermain anak dan memperindah lingkungan, ternyata menghadapi masalah serius. Meskipun taman ini baru saja selesai dibangun, dalam waktu kurang dari satu minggu, banyak fasilitas yang sudah rusak dan tidak dapat digunakan. Hal ini menunjukkan adanya kelalaian dalam pengawasan dan kualitas pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor.
Taman yang diharapkan menjadi tempat berkumpul dan bermain bagi anak-anak dan keluarga ini, kini malah menimbulkan kekecewaan. Ayunan dan perosotan yang semestinya menjadi daya tarik utama untuk anak-anak, sudah rusak. Ayunan yang semula terpasang di taman, patah dan tidak bisa digunakan karena sambungan las yang putus. Begitu pula dengan perosotan yang sudah miring dan ayunan duduk yang terlepas dari sambungan las. Selain itu, rumput sintetis yang dipasang juga sudah banyak yang terlepas, karena tidak dipasang dengan lem, hanya diletakkan di atas paving block.
Mutia, salah seorang warga setempat, mengungkapkan kekecewaannya terhadap kualitas pembangunan taman tersebut.
“Proyek ini baru satu minggu selesai, belum ada serah terima, tapi sudah rusak. Saya yang setiap hari merawat dan menyiram bunga di taman ini merasa kecewa karena taman yang baru dibangun sudah banyak kerusakan,” ujar Mutia.
Proyek pembangunan taman ini dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangerang dengan nilai kontrak sebesar Rp149.557.251,00. Masa pelaksanaan proyek ini hanya 45 hari kalender, dan dikerjakan oleh CV. Benteng Putra Madani.
Hingga berita ini diturunkan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Tangerang sebagai instansi terkait belum memberikan keterangan lebih lanjut mengenai masalah ini.
Warga berharap pemerintah Kota Tangerang dan dinas terkait dapat memberikan perhatian lebih dalam mengawasi kualitas proyek yang dibiayai oleh pajak rakyat ini, agar fasilitas yang disediakan dapat benar-benar bermanfaat bagi masyarakat.
Proyek ini diharapkan dapat memberikan fasilitas yang layak bagi masyarakat, namun kerusakan yang terjadi dalam waktu singkat menimbulkan keraguan terhadap kualitas pengerjaan dan pengawasan proyek tersebut. (Bung)