Views: 1.8K
SIMALUNGUN, JAPOS.CO – Calon Bupati Kabupaten Simalungun yang lebih akrab di sebut RHS, beserta dengan kroni kroninya semakin tidak jelas arahnya. Pasalnya warga masyarakat Kabupaten Simalungun dibuat resah dengan berbagai kebijakan yang penuh dengan tanda tanya.
Baru baru ini viral di media sosial Facebook, dimana sebuah narasi keras di tujukan oleh pemilik akun kepada RHS melalui Sekertaris Daerah kabupaten Simalungun, Esron Sinaga, terkait surat undangan secara formil atas nama kelembagaan adat.
Mirisnya lagi penerima surat undangan tersebut, di sinyalir memiliki unsur politis karena tidak semua pejabat Nagori menerima surat undangan tersebut, dalam artian di pilih siapa yang berhak menerima surat undangan tersebut.
Dampak dari surat undangan tersebut juga memicu perpecahan masyarakat Simalungun, karena surat undangan tersebut sudah pasti atas perintah RHS yang memiliki kepentingan untuk kembali memimpin Kabupaten Simalungun.
Salah seorang warga yang berdomisili di Kabupaten Simalungun yang minta agar identitasnya tidak di publikasikan mengatakan, sejak RHS mimpin Simalungun, tidak melihat adanya gebrakan apa apa dalam membangun Kabupaten Simalungun, justru masyarakat di buat resah dengan janji janji palsu RHS.
Program unggulannya seratus persen gagal semua, dan menurut narasumber, RHS gagal menepati janji janji kampanyenya karena RHS tidak paham birokrasi kepemerintahan, yang ada hanya bayak bicara tapi perbuatannya tidak ada. bahkan RHS menurut narasumber mendingan belajar dari Bupati Sebelumnya bagaimana cara memimpin pemerintahan yang benar bukan jadi pengacau.
“Saya tidak melihat RHS ini membangun simalungun, semua masih pembangunan jaman pak JR Saragih. RHS ini belum cocok jadi Bupati memimpin simalungun, buktinya program unggulan gagal semua, hanya besar cakap, liatlah apapun yang dia buat hanya bikin rusuh masyarakat,dan kita masyarakat di buat kacau dan orang model begini tidak mungkin di pilih lagi jadi bupati karna semua tidak jelas di bikinnya, pasar induk mana? tidak ada kan ? jadi mendingan RHS belajar lah kepada Bupati sebelumnya gimana cara bekerja dalam pemerintahan itu aja. bukan membuat kegaduhan di masyarakat simalungun,” tutup narasumber.”
Sebelumnya inilah narasi yang viral lewat Akun Facebook RTR, “Jika Guru Kencing Berdiri,Maka Murid Kencing Berlari, Jika Bapak Ngajarin Bohong, Maka Anak anaknya Semua Akan Jadi Pembohong Semua”.
Helow….Pak Sekda, agak jelas dulu bikin bah…?!!!
1.Ini undangan resmi kelembagaan negara atas nama Pemkab Simalungun melalui Sekda Kabupaten Simalungun.
2.Ini kelembagaan adat yang dimaksud tas lembaga adat apa Pak Sekda yang terhormat..?!!
Soalnya, semenjak lepeminpinan Pak RHS, banyak lembaga adat di ciptakan hingga terjadi perpecahan antar lembaga dan pemangku adat Simalungun.
3.Di undangan resmi ini tidak di sebutkan, lembaga adat yang mana satu pelaksananya ini, hingga kami sebagai rakyat mempertanyakan legalitas kegiatan ini.
4.Setelah saya konfirmasi beberapa pangulu Nagori, ternyata peserta undangan ini di sortir dan tidak semua pangulu Nagori yang mendapat indangan ini. Ada indikasi yang di undang hanya lah para pangulu yang berpihak, yang tidak berpihak diabaikan.
5.Terindikasi dalam kegiatan ini ada kegiatan lain (membuat kegiatan di dalam kegiatan) yang terakhir, jangan paksa lali paman).
( Ramlan Sirait)