Views: 1K
CIAMIS, JAPOS.CO – Belasan anak SD di Kabupaten Ciamis, dilaporkan mengalami penyakit gondongan atau istilah medisnya mumps. Dinas Kesehatan Ciamis pun langsung menerjunkan petugas Puskesmas untuk melakukan penanganan. “Ya benar, ada laporan dari Dinas Pendidikan Ciamis, sejumlah anak di SDN 3 Ciamis dan SDN 7 Ciamis mengalami penyakit gondongan. Kami pun sudah berkoordinasi dengan Puskesmas Ciamis untuk menindaklanjutinya,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Ciamis, dr. H. Yoyo, M.M.Kes melalui Kabid P2P Dinas Kesehatan Ciamis Edis Herdis, S.Sos.,M.M Senin (4/11).
Gondongan atau mumps ini termasuk penyakit menular. Langkah yang dilakukan untuk mencegah penularan lebih meluas, tim Puskemas Ciamis pun langsung mendatangi sekolah yang anak-anaknya terkena penyakit gondongan. “Tim Puskesmas sudah mendatangi sekolah. Pemda juga akan mengeluarkan surat himbauan mengenai penyakit gondongan ini. Terutama anak yang mengalami gondongan agar tidak sekolah dulu sampai sembuh, tujuannya supaya tidak terjadi penularan,” kata Edis.
Edis menjelaskan, gondongan ini disebabkan virus yang menyerang kelenjar ludah di bawah telinga. Penyakit ini menyerang anak usia 2-14 tahun terutama paling rentan adalah anak usia 5-9 tahun. “Kami himbau kepada ibu-ibu, anak usia itu kan memang diasuh orang tua. Pertama jaga daya tahan tubuh anak, menjaga kebersihan pola hidup bersih sehat. Menjaga daya tahan tubuh dengan anak diberikan sarapan menu sehat bergizi seimbang,” jelasnya.
Sementara itu, Dokter Puskesmas Ciamis, Reni Cahya Aprianti menuturkan, dari hasil survei di SDN 3 Ciamis terdapat 19 anak yang mengalami gondongan. Rinciannya kelas 1 sebanyak 12 anak, kelas 2 sebanyak 4 anak dan kelas 4 sebanyak 3 anak. “Kalau untuk yang di SDN 7 Ciamis belum diketahui jumlahnya baru akan kami lakukan pengecekan. Di sekolah itu, tim Puskesmas Ciamis juga memberikan edukasi kepada anak-anak dan guru mengenai gondongan. Cara pencegahan hingga pengobatannya, “ tuturnya.
Dokter Reni mengatakan, penularan penyakit gondongan terbilang cukup cepat. Untuk itu, penting untuk melakukan pencegahan penularan. Anak yang sakit sementara tidak ke sekolah sampai sembuh.
Menurut Reni, segala penyakit apabila tidak diobati atau dibiarkan akan membahayakan. Akibat daya tahan tubuh menurun, otomatis akan cepat sekali terkena. “Itu kelenjar ludahnya mengalami peradangan. Gejalanya ada pembengkakan disertai demam juga. Yang kasian anak, itu kan sakit menelan, sakit kepala dan mual. Jadi tidak mau makan dan risikonya dehidrasi, maka dari itu harus segera ditindaklanjuti,” katanya.
Reni menyebut wabah penyakit gondongan ini erat juga hubungannya dengan cuaca pancaroba saat ini. Perubahan cuaca membuat daya tahan tubuh menjadi tidak stabil. Namun apabila daya tahan tubuh kuat, anak tidak akan terjangkit penyakit gondongan. “Rata-rata kesembuhan penyakit gondongan sekitar seminggu, setelah melewati masa inkubasi dan dibantu pengobatan,” ujarnya.
Belajar di Rumah
Sementara itu berdasarkan pantauan japos.co, sejumlah anak SD di Kabupaten Ciamis, dilaporkan mengalami penyakit gondongan atau istilah medisnya mumps. Bahkan SDN 3 Ciamis memberlakukan kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) untuk seluruh kelas. Belajar dari rumah itu berlangsung dua hari Jumat dan Sabtu (1-2/11).
Kepala SDN 3 Ciamis, Irwan Setiawan membenarkan hal itu. Pertimbangannya adalah beberapa siswa yang sakit disinyalir karena penyakit gondongan (Parotitis) yang saat meningkat. “Berdasarkan arahan dari Dinas Pendidikan, maka moda kegiatan Belajar Tatap Muka di sekolah di alihkan menjadi kegiatan Belajar Dari Rumah (BDR) untuk seluruh kelas. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi lebih meluasnya penyakit tersebut,” ujarnya.
Untuk proses pembelajaran akan dilakukan melalui metode Dalam Jaringan (Daring) dan atau pemberian tugas. Mengenai kegiatan BDR, para guru akan memberikan informasi lanjutan pada grup perpesanan kelas masing-masing.
Pihak sekolah pun telah melakukan sejumlah upaya untuk pencegahan penularan gondongan. Pertama menghimbau orang tua yang anaknya disinyalir sakit secepatnya melakukan pemeriksaan medis. Menyarankan untuk tidak berangkat ke sekolah karena dapat menularkan atau rentan tertular penyakit parotitis. Sekolah juga menyarankan peserta didik memakai masker saat melakukan aktivitas di sekolah. “Kami telah melaporkan tren banyaknya siswa yang sakit ke Dinas Pendidikan dan Puskesmas. Pihak Puskesmas juga telah menindaklanjuti dengan memberikan sosialisasi pencegahan penyakit dan pola hidup sehat,” katanya.
Sementara itu, menurut data dari Dinas Kesehatan Ciamis, kalau anak yang mengalami gejala gondongan sebanyak 30 anak. Yakni 10 anak di SDN 7 Ciamis, 20 anak di SDN 3 Ciamis. Dinkes Ciamis pun masih melakukan pendataan di sekolah-sekolah lainnya. Sekaligus memberikan penyuluhan dan edukasi oleh Puskesmas.
Kepala Dinas Pendidikan Ciamis, Dr. Erwan Darmawan membenarkan pihaknya telah menerima laporan sejumlah siswa SD dan PAUD mengalami sakit dengan gejala klinis gondongan. Seperti demam, pipi bengkak, nyeri menelan, sakit kepala, nyeri sendi, nyeri perut, mudah lelah, nafsu makan.
Memperhatikan tingginya risiko penularan, besarnya populasi berisiko dan cara penularan parotitis atau gondongan, maka dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan, melakukan pencegahan dan pengendalian penularan parotitis atau gondongan. “Pemkab Ciamis telah mengeluarkan himbauan kewaspadaan penyakit Porotitis (Gondongan),” jelasnya.
Salah satunya membatasi interaksi atau belajar di rumah siswa, pendidik dan tenaga kependidikan yang dinyatakan sakit parotitis (gondongan) di sekolah sekurang-kurangnya 7 hari sejak mengalami gejala tersebut. “Pada intinya menghimbau untuk melakukan pencegahan dan pengendalian partisipasi dengan sosialisasi dan edukasi di sekolah bersama tim UKS. Melakukan surveilans aktif di sekolah melalui jejaring UKS,” pungkasnya. (Mamay)