Scroll untuk baca artikel
BeritaJawa Tengah

Pemkot Pekalongan Konsolidasi Dengan Lintas Agama Dorong Percepatan Penurunan Stunting

×

Pemkot Pekalongan Konsolidasi Dengan Lintas Agama Dorong Percepatan Penurunan Stunting

Sebarkan artikel ini

Views: 26

KOTA PEKALONGAN, JAPOS.CO – Tahun 2024 menjadi perjalanan penuntasan stunting seluruh daerah di Indonesia, secara nasional prevalensi stunting ditargetkan turun 14 persen. Pemerintah Kota Pekalongan melalui Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Dinsos-P2KB) telah melakukan upaya percepatan stunting sejak 2021 hingga saat ini bersama seluruh unsur yang ada. Dari hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2024 data terakhir stunting berada di angka 11 persen, untuk terus mendorong penurunan tersebut, Dinsos-P2KB Kota Pekalongan mencoba mengkonsolidasikan kembali unsur terkait melalui kegiatan koordinasi peningkatan peran lintas agama dan stakeholder dalam strategi komunikasi percepatan penurunan stunting, berlangsung di ruang Jlamprang, Kantor Setda, Kamis (24/10/2024).

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Kepala Dinsos-P2KB Kota Pekalongan, Yos Rosidi menjelaskan bahwa pihaknya mencoba lagi mengkonsolidasikan peran dari lintas sektor termasuk dalam hal ini lintas agama, karena pihaknya memandang penting peran para pemuka agama untuk pencegahan dan penurunan stunting.

Yos mengungkapkan bahwa percepatan penurunan stunting sudah dilakukan 2021 sudah bekerjasama dengan Kemenag, mengundang penghulu, pencatat nikah, Badan Penasihatan, Pembinaan, dan Pelestarian Perkawinan (BP4), Forum Antar Umat Beragama Peduli Keluarga Berencana) sampai dengan lintas agama, mereka yang bertugas mendampingi pernikahan di masing-masing agamanya harus digandeng supaya aware terhadap stunting, sehingga bisa menyelipkan materi terkait bagaimana pencegahan stunting.

“Kita cegah dari hulu sasar calon pengantin. Calon pengantin ini ketika datang ke pencatat nikah diminta mendownload aplikai elsimil, sebelum mengisi aplikasi tersebut mereka harus memeriksakan diri di puskesmas, hasilnya menjadi dasar pencatatan elsimil, darisitu diketahui apakah memenuhi syurajat nikah. Jika beresiko, mereka tetap diperbolehkan menikah tetapi harus disiapkan dahulu ketika berencana memiliki anak. memenuhi syarat,” katanya.

Dalam kegiatan koordinasi peningkatan peran lintas agama dan stakeholder, Dinsos-P2KB selain mengundang lintas agama juga melibatkan babinsa dan bhabinkamtibmas yang keberadaannya dekat dengan masyarakat untuk bersama-sama menurunkan angka stunting di Kota Pekalongan. Lebih lanjut, Yos menyebutkan pada tahun 2023 prevalensi stunting Kota Pekalongan 28,2 persen, kemudian dengan proses SSGI 2024 data terakhir prevalensi stunting 11 persen, ia berharap hingga proses SSGI selesai prevalensi di Kota Pekalongan betul-betul di bawah nasional atau dibawah 14 persen.

Sementara itu, plt Walikota Pekalongan, Salahudin berterimakasih kepada Dinsos-P2KB, babinsa, bhabinkamtibmas, forum kerukunan umat beragama, forum generasi muda genre yang telah membantu masyarakat Kota Pekalongan kaitan penurunan angka stunting dengan cara memberikan pemahaman ketika akan menikah harus mempersiapkan kondisi fisik maupun psikologisnya dengan memeriksakan kesehatan dan mengisi aplikasi elisimil sehingga bisa diberikan solusi ketika ada resiko yang ditemukan.

“Berdasarkan SSGI 11 persen di bawah target nasional, berdasarkan penimbangan serentak yang sudah dilakukan posyandu lebih kecil yaitu 5,7 persen. Patut kita syukuri dan apresiasi seluruh tenaga yang bergerak dalam menurunkan angka stunting di kota Pekalongan. Mudah-mudahan bisa terus ditekan bersama-sama stakeholder sampai zero stunting dan tidak ada kasus baru lagi,” tutupnya.(sofi)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *