Scroll untuk baca artikel
BeritaSumatera Utara

Hotel Grand Zuri Diduga Diskriminasi Hak Keagamaan Calon Karyawan, Deandra: Tidak Akan Saya Gadaikan Agama Saya

×

Hotel Grand Zuri Diduga Diskriminasi Hak Keagamaan Calon Karyawan, Deandra: Tidak Akan Saya Gadaikan Agama Saya

Sebarkan artikel ini

Views: 1K

PEMATANGSIANTAR, JAPOS.CO – Deandra (26), seorang wanita keagamaan muslim domisili Jl. Viyata Yuda pada Rabu (23/10) dengan wajah merengut dan kecewa mengungkapkan, dirinya merasa sangat kecewa akan sikap dan penawaran yang diberikan oleh pihak Managemen Hotel Grand Zuri Jl Medan Kotamadya Pematang Siantar, mana kala dirinya dipanggil untuk interview sekira Pkl 10.00 Wib atas lamaran pekerjaan yang telah diajukan oleh nya sebelumnya.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Kepada Japos.co wanita yang kerapa disapa Dea tersebut mengungkapkan, dirinya merasa sangat kecewa atas sikap dan penawaran yang diberikan oleh 2 orang karyawan Hotel Grand Zuri yang telah meminta dirinya untuk bersedia melepaskan hijab (kerudung), jika dirinya diterima bekerja di perusahaan tersebut.

“Tadi yang meng-interview namanya ibu Evi dan Ibu Widia bang, bagian HRD sama bagian Operasional nya, sekitar jam 10 tadi jadwal interview nya,” ungkap Dea menceritakan kisah nya disalah satu cafe di Pematang Siantar.

“Yang pertama sekali ditanya orang itu sama saya, bersedia apa gak untuk membuka jilbab?, karena kalau dibagian operasional sebenarnya harus gak berjilbab, kemudian saya jawab saya gak bersedia,” kata Dea menirukan isi pembicaraan.

Dirinya juga mengatakan, jika alasan dia nya diminta untuk membuka hijab yang dikenakan nya adalah dengan alasan ‘pelanggan’.

“Kalau alasan mereka sih bang karena pelanggang, langsung berhadapan dengan pelanggang nanti nya, gitu katanya, dan posisi yang kemarin saya lamar adalah bagian sales administrasi,” ungkap Dea dengan wajah kecewa.

Karena merasa kecewa akan sikap dan penawaran yang ditawarkan oleh pihak managemen Hotel Grand Zur, Dea pun mengungkapkan untuk mengurungkan niat nya bekerja Hitel Gand Zuri bilamana dirinya dipanggil kembali.

“Gak mau lah saya bang, lebih baik saya mencari pekerjaan ditempat lain, gak akan saya gadaikan agama saya hanya karena pekerjaan disitu,” tegas Dea mengungkapkan perasaannya.

“Saya juga yakin, dengan kemampuan dan pengalaman kerja yang saya miliki, masih banyak perusahaan lain di Kotamadya Pematang Siantar ini yang bersedia mempekerjakan saya tanpa membatasi hak atas kepercayaan dan agama yang saya anut” Kata Dea dengan ekspresi wajah sedih.

Belum diketahui hingga kini apa maksud dan tujuan pihak managemen Hotel Grand Zuri menegaskan hal tersebut kepada Deandra, namun sangat disayangkan jika di Negara Republik Indonesia yang beragam agama dan budaya, masih ada pihak-pihak (oknum) yang mendiskriminasi hak orang lain dalam menjalankan kewajiban agamanya.

Evi dan Widia serta managemen Hotel Grand Zuri hingga kini belum dapat dikonfirmasi terkait hal tersebut, serta diharapakan adanya ketegasan dari Pemerintah Kotamadya Pematang Siantar melalui Dinas Ketenaga Kerjaan guna menyikapi hal tersebut agar tidak terulang dikemudian hari. (L.Tampu)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *