Views: 987
PASURUAN, JAPOS.CO – Pengembangan Desa wisata di Kabupaten Pasuruan terus di genjot oleh Yayasan Stapa Center yang berkolaborasi dengan PT Sampoerna melalui dana CSR yang dilakukan sejak tahun 2019 lalu. Dan kali ini Program Payung Sampoerna Untuk Indonesia menghantarkan Desa Wonokitri, Kecamatan Tosari meraih penghargaan Desa Perintisan.
Untuk mengembangkan desa-desa wisata yang ada di Kabupaten Pasuruan, digelar seminar tentang potensi desa wisata, yang dibuka oleh Pj Bupati Nur Kholis, yang baru menjabat 4 hari untuk Kabupaten Pasuruan.
Direktur Yayasan Stapa Center Agus Rahmatulloh, menyampaikan pentingnya mengelola potensi desa dengan baik, hingga saat ini sudah ada 10 desa wisata yang dikembangkan, dengan melibatkan semua pemangku kepentingan.
“Program ini telah menyasar 10 desa di Kabupaten Pasuruan, bukti nyata Desa Wonokitri berhasil meraih penghargaan sebagai desa perintisan,” kata Agus
Lebih lanjut dirinya menyampaikan peran kerjasama antar pemangku kepentingan dan pihak luar, menjadi bukti kesuksesan sebuah program yang digagas “Payung Sampoerna Untuk Indonesia” melahirkan desa wisata yang meraih penghargaan dikanca Nasional.
“Dengan program yang ada dan kerjasama antara lembaga bukti kesuksesan telah dihasilkan, yaitu penghargaan kanca Nasional diraih,” tegasnya.
Senada dengan Agus, Pj Bupati Pasuruan, Nurkholis, juga menekankan pentingnya kolaborasi dalam pengembangan desa wisata, dimana pemerintah sendiri terbatas akan anggaran dalam program-program.
“Kabupaten Pasuruan memiliki banyak potensi wisata yang belum tergarap secara maksimal, keterbatasan anggaran mengoptimalkan potensi yang ada melalui berbagai program kolaborasi,” ungkapnya.
Selain itu, Nurkholis juga menyoroti pentingnya event dalam menarik wisatawan. “Wisatawan yang berkunjung ke Bromo tidak hanya ingin melihat keindahan alam, tetapi juga ingin merasakan pengalaman yang berbeda. Oleh karena itu, kita perlu mengadakan event-event yang mengangkat potensi lokal setiap desa,” tambahnya.
Namun, Nurkholis juga mengingatkan pentingnya infrastruktur pendukung, seperti jaringan internet. “Sebagus apapun destinasi wisata, jika tidak didukung oleh infrastruktur yang memadai, maka akan percuma,” tegasnya.(Wio)