Scroll untuk baca artikel
BeritaJawa Barat

Upacara Adat Nyangku Sebagai Wadah Ekspresi Budaya dan Kearifan Lokal

×

Upacara Adat Nyangku Sebagai Wadah Ekspresi Budaya dan Kearifan Lokal

Sebarkan artikel ini

Views: 66

CIAMIS, JAPOS.CO – Pj Bupati Ciamis, H Engkus Sutisna, bersama unsur Forkopimda, budayawan dan para tokoh masyarakat sama-sama menghadiri upacara adat sakral Nyangku yang berlangsung di Lapang Borosngora, Kecamatan Panjalu, Senin (30/9).

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Upacara yang rutin diadakan setiap tahun ini menjadi momen penting bagi masyarakat setempat untuk menjaga dan melestarikan tradisi budaya warisan leluhur. Upacara Nyangku dilaksanakan sebagai ritual untuk mencuci dan membersihkan benda-benda pusaka peninggalan Raja Panjalu, Prabu Sanghyang Borosngora.

Proses upacara dimulai dengan arak-arakan benda pusaka tersebut menuju Alun-Alun Panjalu, di mana benda-benda bersejarah ini kemudian disucikan menggunakan air dari sembilan mata air yang dianggap keramat.

Dalam sambutannya, Pj. Bupati Ciamis menekankan bahwa Tatar Galuh Ciamis memiliki keanekaragaman budaya yang kaya, baik dalam bentuk Warisan Budaya Benda (WBB) maupun Warisan Budaya Tak Benda (WBTB).

“Tradisi Nyangku ini merupakan kebanggaan yang patut kita lestarikan dan kembangkan dalam segala aspek pembangunan, baik fisik maupun sumber daya manusia,” katanya.

Pj Bupati Ciamis menegaskan bahwa Nyangku bukan hanya sekadar ritual, melainkan juga merupakan wadah untuk mengekspresikan ide, gagasan, dan karya dalam bentuk kesenian tradisional dan kontemporer.

“Kegiatan ini mencerminkan kearifan lokal serta kolaborasi antara tradisi dan inovasi yang ada di Kabupaten Ciamis,” tegasnya.

Melalui pelaksanaan upacara Nyangku, Pj Bupati Ciamis berharap agar generasi muda semakin menyadari pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya. “Kita harus bersama-sama menjadikan tradisi ini sebagai bagian dari identitas kita dan mendorong pemajuan budaya sesuai dengan amanat undang-undang nomor 5 tahun 2017,” katanya.

Rd. Agus Gunawan Cakradinata, pemangku adat, juga menjelaskan bahwa upacara Nyangku telah berlangsung sejak zaman Kerajaan Panjalu. “Setiap tahun, masyarakat setempat dengan antusias menggelar upacara ini sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan terhadap pusaka yang telah menjadi bagian dari sejarah kami,” jelasnya.

Benda-benda pusaka yang disucikan dalam upacara ini meliputi pedang Zulfikar, keris komando, kujang, serta benda pusaka lainnya. Upacara ini diharapkan dapat menumbuhkan rasa memiliki dan bangga terhadap budaya daerah sendiri sebagai bagian dari budaya nasional.

Dengan semangat pelestarian budaya yang kuat, upacara Nyangku diharapkan dapat terus menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat Panjalu dan menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam menjaga warisan budaya. (Mamay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita

Views: 16 TANGERANG, JAPOS.CO – SMP Negeri 3 Pasar Kemis, yang terletak di Kecamatan Pasar Kemis, Banten, terus berupaya memberikan pemahaman kepada seluruh siswa terkait bahaya bullying.Advertisementscroll kebawah untuk lihat…