Scroll untuk baca artikel
BeritaRiau

Mahasiswa UNILAK Tuntut Kapolres Rohul Dicopot, Ini Penyebabnya

×

Mahasiswa UNILAK Tuntut Kapolres Rohul Dicopot, Ini Penyebabnya

Sebarkan artikel ini

Views: 47

PEKANBARU, JAPOS.CO – Dalam situasi Cooling System menjelang pilkada damai 2024,  Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Lancang Kuning (FIA UNILAK) menggelar aksi protes di depan Mapolda Riau pada Jumat, 27 September 2024.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Aksi tersebut menuntut pencopotan Kapolres Rokan Hulu, AKBP Budi Setiyono, SIK, MH, terkait lambatnya proses penyelidikan kasus kebakaran yang terjadi pada 17 Agustus 2024 di PT Gerbang Sawit Indah (GSI), Desa Sontang, Kecamatan Bonai Darussalam, Kabupaten Rokan Hulu. Kebakaran tersebut menewaskan empat orang, termasuk anggota keluarga dari Fakultas Ilmu Administrasi UNILAK.

Lebih dari satu bulan sejak peristiwa tersebut, kepolisian belum memberikan keterangan resmi mengenai penyebab kebakaran yang menewaskan Berliana Br Siahaan (ibu), Tiara Damayanti Purba (mahasiswi), Christian Edwar Purba (pelajar), dan Asyer Eliazard Purba. Ketidakjelasan ini mendorong sekitar 70 mahasiswa untuk melakukan aksi solidaritas dengan membawa atribut seperti spanduk, bendera, dan menggunakan mobil komando serta sound system.

Koordinator Umum aksi, Muhammad Anang Prayogi, bersama Koordinator Lapangan, Farikh Maulana Putra, menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk solidaritas terhadap rekan mereka yang menjadi korban, sekaligus kritik terhadap lambannya penanganan kasus yang telah berjalan lebih dari sebulan tanpa perkembangan berarti. Mereka menilai lambannya penanganan kasus mencerminkan kurangnya keseriusan aparat dalam menyelesaikan kasus yang merenggut nyawa empat orang.

Dalam pernyataan sikapnya, BEM FIA UNILAK melalui Muhammad Abdullah Syaputra, menyampaikan tuntutan agar Polda Riau segera mendorong Polres Rokan Hulu dan Polsek Bonai Darussalam mengungkap penyebab kebakaran. Mereka juga menuntut pencopotan Kapolres Rokan Hulu yang dianggap tidak mampu menangani kasus ini dengan baik, serta meminta agar Polda Riau turun langsung dalam proses penyelidikan. Jika tuntutan mereka tidak direspons, mahasiswa siap menggelar aksi lanjutan dengan massa yang lebih besar.

“Kami dari Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Lancang Kuning merasa perlu turun aksi karena sudah lebih dari sebulan, belum ada kejelasan mengenai apakah kebakaran ini murni kecelakaan atau ada unsur pidana di dalamnya. Kami menuntut agar kasus ini segera ditangani dengan serius, terutama karena ada korban dari keluarga kami,” ujar Muhammad Abdullah Syaputra dalam orasinya.

Mahasiswa juga menyatakan siap untuk menggelar aksi lanjutan jika tuntutan mereka tidak dipenuhi. “Jika dalam waktu dekat tidak ada tanggapan dari pihak kepolisian, kami siap turun aksi lagi. Ini bukan hanya tentang keluarga kami, tetapi juga tentang keadilan untuk seluruh korban kebakaran,” tambah Abdullah.

Aksi ini menarik perhatian publik yang berharap agar aparat penegak hukum segera mengambil langkah konkret dalam menyelesaikan kasus kebakaran tragis tersebut. Hingga berita ini diturunkan, belum ada kejelasan apakah kebakaran tersebut disebabkan oleh kecelakaan atau ada unsur pidana di baliknya.

Para mahasiswa berharap agar penyelidikan dapat dipercepat sehingga kebenaran dan keadilan bagi para korban bisa segera terwujud.

“Kami tidak hanya menuntut keadilan untuk para korban, tetapi juga agar kejadian serupa tidak terulang lagi di kemudian hari,” tutup Abdullah dalam orasinya.(AH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *