Scroll untuk baca artikel
BeritaSumatera Utara

Klarifikasi RSUD H Amri Tambunan Terkait Kematian Anak Pasien, Bukan Karena Gizi Buruk

×

Klarifikasi RSUD H Amri Tambunan Terkait Kematian Anak Pasien, Bukan Karena Gizi Buruk

Sebarkan artikel ini

Views: 322

DELI SERDANG, JAPOS.CO – Menanggapi pemberitaan terkait dugaan gizi buruk pada seorang pasien anak berusia lima tahun yang meninggal dunia di RSUD H Amri Tambunan, Wakil Direktur Bidang Pelayanan Medis, dr Erlinda Yani, MKM, memberikan klarifikasi.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Dalam penjelasannya, dr Erlinda menegaskan bahwa pasien anak tersebut tidak mengalami gizi buruk maupun stunting. Menurut keterangan dari dokter spesialis anak yang menangani kasus ini, pasien datang ke rumah sakit dengan kondisi penurunan kesadaran dan kejang, bukan gejala gizi buruk.

“Pasien memiliki riwayat demam selama tiga hari dan sesak napas berat selama satu hari. Setelah dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis anak, diagnosa yang ditegakkan adalah Dengue Shock Syndrome (DSS) dengan komplikasi ensefalopati,” jelasnya.

Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya trombositopenia (penurunan jumlah trombosit) dan hasil tes Anti Dengue IgM positif, yang mengonfirmasi bahwa pasien menderita demam berdarah. Sayangnya, kondisi pasien sudah mengalami shock syndrome ketika tiba di rumah sakit, sehingga harus dirawat di ruang perawatan intensif (PICU).

Dengan demikian, dr Erlinda menegaskan bahwa penyebab utama kematian anak tersebut adalah demam berdarah yang sudah dalam tahap serius, bukan akibat gizi buruk atau stunting sebagaimana yang sempat diberitakan.

“Kami berharap klarifikasi ini dapat memberikan pemahaman yang lebih jelas dan meluruskan kesalahpahaman yang beredar di masyarakat, baru baru  ini   pemberitaan yang di muat di salah satu media Online. Pemberitaan itu tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya membuat narasi narasi simpang siur, seharusnya memberikan pemahaman agar masyarakat dapat memahami apa yang sebenarnya terjadi diakibatkan seseorang itu meninggal,” ungkap dr Erinda.

“Dan pemberitaan itu tidak benar, berita Hoax,” tutup dr Erinda Yani. (Rdn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *