Views: 955
CIMAHI,JAPOS.CO – Anemia masih menjadi masalah kesehatan yang signifikan di Indonesia, terutama pada kelompok usia anak-anak dan remaja. Data Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi anemia pada anak usia 5-14 tahun mencapai 26,8% dan pada remaja usia 15-24 tahun sebesar 32%. Rendahnya kepatuhan konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) pada remaja putri dan ibu hamil menjadi salah satu penyebab tingginya angka anemia ini.
Dalam upaya menanggulangi permasalahan tersebut, UNICEF menginisiasi kegiatan AksiBergizi sejak 2018 melalui advokasi, mobilisasi sekolah dan masyarakat, koordinasi multisektor, penguatan kapasitas, serta pemantauan dan evaluasi. Sejalan dengan inisiatif ini, Kementerian Kesehatan RI meluncurkan Gerakan Nasional Aksi Bergizi di sekolah-sekolah di seluruh Indonesia. Program ini melibatkan berbagai sektor di tingkat pusat dan daerah serta seluruh warga sekolah, khususnya remaja putri sebagai penerima manfaat langsung.
Penjabat (Pj) Wali Kota Cimahi, Dicky Saromi, membuka kegiatan Aksi Bergizi tingkat Kota Cimahi yang digelar di Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Cimahi. Dalam sambutannya, Dicky menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu upaya untuk menyiapkan Generasi Emas 2045,Pada Selasa (3/9/2024).
“Kegiatan Aksi Bergizi di SMAN 3 Cimahi ini diikuti oleh siswa SMA dan SMP se-Kota Cimahi. Ini adalah momen penting untuk memberikan edukasi dan sosialisasi tentang pentingnya makanan bergizi dalam membentuk generasi Emas untuk Cimahi Campernik 2045,” ungkap Dicky.
Dicky juga menekankan pentingnya memperhatikan asupan gizi bagi remaja untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Ia menjelaskan bahwa ada delapan unsur penting dalam pola makan, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, serat, mineral, air, dan kalsium, yang semuanya berperan dalam pembentukan tubuh dan perkembangan otak.
Lebih lanjut, Dicky menyebutkan bahwa pemenuhan gizi pada remaja merupakan salah satu langkah penting dalam menurunkan prevalensi stunting. Ia juga menyoroti pentingnya konsumsi rutin Tablet Tambah Darah bagi remaja putri untuk mencegah anemia dan menyiapkan kesehatan reproduksi mereka di masa depan.
“Kami sudah melakukan edukasi tidak hanya kepada pihak sekolah, tetapi juga kepada orang tua dan calon pengantin. Upaya mengatasi stunting harus dilakukan bersama-sama, melibatkan semua elemen masyarakat, bukan hanya pemerintah daerah,” tambah Dicky.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Mulyati, juga menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan meningkatkan literasi tentang pentingnya konsumsi TTD, olahraga, dan gizi seimbang di kalangan warga sekolah. Selain itu, kegiatan ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen sekolah dalam melaksanakan Aksi Bergizi secara rutin setiap minggu dan meningkatkan kolaborasi lintas sektor.
“Kegiatan ini memberikan literasi kepada warga sekolah tentang pentingnya konsumsi makanan bergizi sehari-hari, sehingga anak-anak dapat tumbuh sehat dan siap belajar. Terutama bagi remaja putri SMP dan SMA, penting untuk membiasakan diri mengonsumsi Tablet Tambah Darah, mengingat tingkat anemia di Kota Cimahi masih tinggi,” ujar Mulyati.
Aksi Bergizi di Kota Cimahi merupakan program tahunan yang dilaksanakan secara berkelanjutan di 69 SMP dan 50 SMA se-Kota Cimahi. Melalui program ini, diharapkan dapat memotivasi sekolah-sekolah lain untuk melaksanakan kegiatan serupa secara rutin guna meningkatkan gizi remaja dan mencegah anemia, serta mendukung penurunan prevalensi stunting di tingkat nasional.
Dengan adanya inisiatif ini, diharapkan generasi muda Kota Cimahi dapat tumbuh sehat dan siap menyongsong masa depan yang lebih baik, menuju Generasi Emas 2045. (DEMAK GULTOM).