Views: 471
BELITUNG, JAPOS.CO – Masyarakat Belitung mendapat kemudahan dan kenyamanan hendak melakukan perjalanan menggunakan moda transportasi udara pesawat terbang dari Belitung ke Jakarta. Awal September 2024, Maskapai Penerbangan Citilink menambah frekuensi penerbangan dari 3 kali dalam minggu menjadi 5 kali penerbangan rute Bandara H AS Hanandjoedin Belitung tujuan Bandara Soekarno Hatta Jakarta Pulang Pergi (PP).
Sebelumnya Citilink menggunakan jenis pesawat Airbus A320 melayani 3x penerbangan/minggu dari Belitung ke Jakarta PP Selasa, Rabu dan Sabtu. Penambahan frekuensi penerbangan menjadi 5x/minggu Senin, Selasa, Rabu, Jumat dan Sabtu. ” Sehingga, masyarakat Belitung dapat memilih menggunakan penerbangan Citilink dari Bandara H AS Hanandjoedin harga bersaing dengan maskapai penerbangan lain,” tegas Stasion Manager Citilink Tanjungpandan, Regis kepada Japosko acara Coffee Morning di Warkop Kongjie Bintang, Kebun Jeruk Kec. Tanjungpandan, Jumat (30/08).
Regis berharap Citilink lebih sering ada penerbangan sehingga masyarakat mau ke Jakarta memilih Citilink sebagai moda transportasinya. “Selama ini load faktor baik sekali, penumpang Citilink full seat, terimakasih animo masyarakat Belitung sangat baik memberi kepercayaan kepada Citilink,” pungkas Regis.
EGM PT Angkasa Pura II Bandara H AS Hanandjoedin Belitung, Hernindya didampingi Manager Keuangan Edy Suherman dan Staff HR & GA Pranowo Adi Susilo menegaskan, setiap hari Bandara H AS Hanandjoedin Belitung melayani 5 flight dari 3 Maskapai Penerbangan Lion Air, Sriwijaya Air dan Citilink. “Di bandara setiap hari ada lima flight, pernah tujuh penerbangan.
Menurut Hernindya Maskapai penerbangan lain akan masuk ke Belitung ada Super Air Jet minggu depan September 1x penerbangan. Tergantung Managemen Maskapai,”. Super Air Jet 802/3 efektif beroperasi 8 September 2024 jadwal penerbangan Senin, Rabu, Jumat dan Minggu. ” Rencana pengembangan bandara menyesuaikan jumlah Passenger.
Bila Passenger mulai banyak dan bandara mulai kesulitan menghandle, pihaknya mengusulkan untuk pengembangan bandara. “Kita bekerjasama dengan Kemenhub. Kami hanya pengelola, asetnya milik Kemenhub sehingga segala pengembangan meminta izin dari Kemenhub, saat ini jumlah Passenger masih bisa dihandle, sudah mencukupi,” pungkasnya.(Yustami)
