Views: 962
TANGERANG KOTA, JAPOS.CO – Proyek rehabilitasi saluran drainase di Jalan MH Thamrin mendapat sorotan dari masyarakat karena fungsi saluran yang tidak maksimal dan tidak adanya aliran pembuangan akhir akibat kondisi permukaan tanah yang melengkung.
Permasalahan drainase seringkali berkaitan dengan sampah, pendangkalan, dan alih fungsi lahan. Daerah resapan yang berubah menjadi kawasan permukiman, industri, perkantoran, dan perdagangan menyebabkan tidak efektifnya kinerja saluran drainase. Hal ini mengakibatkan meningkatnya aliran permukaan dan menurunnya peresapan air tanah, yang kemudian menyebabkan genangan air bahkan banjir.
Sebelumnya, media ini menyoroti Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Provinsi Banten yang mengadakan rehabilitasi drainase di Jalan MH Thamrin, Kota Tangerang, dengan anggaran sebesar Rp 9 miliar yang dikerjakan oleh CV. Sentosa Banten Raya. Namun, diduga pekerjaan yang menggunakan APBD Provinsi Banten tahun 2024 ini dikerjakan asal-asalan.
Hal ini dibantah oleh Romi, Kepala Bidang PUPR Provinsi, melalui pesan singkat WhatsApp. “Iya pak, makanya diperlukan crossing agar airnya mengalir ke sebelah dan ke Kali Cisadane lewat Argopantes,” ujar Romi. Menurutnya, kondisi permukaan tanah yang rendah menyebabkan aliran air tidak bisa mengalir dengan lancar. Oleh karena itu, diperlukan crossing (sodetan) untuk mengatasi masalah tersebut.
Fungsi utama drainase adalah untuk mengurangi dan membuang kelebihan air dari suatu kawasan agar lahan tersebut bisa berfungsi secara optimal sesuai dengan kegunaannya. Sistem ini juga dapat mengendalikan erosi tanah serta kerusakan pada jalanan dan bangunan yang ada di sekitarnya.
Pantauan media di lapangan menunjukkan bahwa proyek rehabilitasi drainase dan pemasangan u-ditch terlihat dikerjakan asal-asalan. U-ditch yang sudah terpasang tampak tenggelam bak kolam ikan. Pemasangan u-ditch seharusnya tidak boleh ada genangan air dan harus dikuras terlebih dahulu. Jika tidak, hal ini sama saja dengan menenggelamkan u-ditch dan tidak ada saluran pembuangan akhir.
Kurangnya pengawasan dari dinas terkait dan konsultan pengawas menyebabkan proyek drainase di Jalan MH Thamrin, Kota Tangerang, terkesan sebagai proyek abadi yang hanya membuang-buang anggaran dengan cara bongkar pasang berulang kali.(bung)