Views: 1.6K
BENGKULU, JAPOS.CO– Perangkap buaya yang dipasang Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bengkulu yang dipasilitasi oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mukomuko di Sungai selagan Mukomuko tempo hari hingga saat ini tidak membuahkan hasil alias nihil, pasal nya tak sekor pun buaya yang selama berkeliaran yang meresahkan warga masuk perangkap milik BKSDA Provinsi Bengkulu itu.
Berdsarkan informasi yang dihimpun media Japos.co dari Kepala Desa Tanah Harapan Bujarman melalui sambungan telepon genggam nya Senin,(15/7) dirinya mengatakan, sejak BKSDA Provinsi Bengkulu memasang dua perangkap bersama DLH Mukomuko itu hingga saat ini belum membuakan hasil.
“Pintu perangkap tertutup, umpan yang dipasangpun habis. Kami berharap BKSDA dapat kembali melakukan peninjauan perangkap yang dipasang, umpan yang habis kami juga harap pihak BKSDA untuk kembali memasang umpan yang sudah habis jangan limpahkan lagi ke desa sebab desa sudah membantu membelikan umpan dan kalau bisa gantian” Ujar Kades Tanah Harapan.
Sementara Kepala BKSDA Provinsi Bengkulu Rasidin melalui Kepala Seksi (Kasi) BKSDA Wilayah 1 Said Jauhari melalui pesan singkatnya via Wasshapp nyamengatakan,” Iya kalau umpan habis bisa di pasang kembali di bantu masyarakat setempat untuk umpan, dan warga sudah kita ajarin untuk pasang perangkap jebaknya. Dan kemungkinan buaya tidak berada di sekitar lokasi perangkap tersebut lagi ungkap Kasi BKSDA Wilayah 1.
” Karena kita tidak punya modal untuk membeli umpan nya, sama halnya degan jebakan harimau, warga desa nyumbang kambing untuk umpan nya. Kita berikan perangkapnya dan bersama masyarakat untuk pasang perangkap singkat,” Said Jauhari.
Terpisah Kepala Dinas DLH Mukomuko, Budiyanto mengatakan, kami hanya membantu mempasilitasi perangkap nya saja, secara tehnik pihak BKSDA Provinsi yang menangani nya karena itu tupoksinya BKSDA Provinsi, singkat Budi.
Seperti diketahui perangkap buaya itu dipasang dikarenakan buaya yang berkeliaran di Sungai Selagan tepatnya didesa Tanah Harapan sudah dua kali memangsa manusia warga desa setempat.
Sejak peristiwa itu masyarakat desa setempat jadi resah dan takut akan ada lagi korban berjatuhan. Kades desa Tanah Harapan berharap untuk serius menanganinya, menurutnya ini menyangkut hajad nyawa orang banyak.
Kabarnya selama ini sebagian aktivitas masyarakat di desa itu beraktivitas di sungai, namun sejak adanya korban dilahap buaya aktivitas masyarakat di desa itu di sungai terhenti.(Jpr)