Scroll untuk baca artikel
BeritaJawa Barat

Imbas Dolar AS Naik Terus Para Perajin Tahu Tempe Ciamis Kelimpungan

×

Imbas Dolar AS Naik Terus Para Perajin Tahu Tempe Ciamis Kelimpungan

Sebarkan artikel ini

Views: 1.2K

CIAMIS, JAPOS.CO –  Harga dolar AS yang terus menguat terhadap nilai tukar rupiah diprediksi bakal berdampak terhadap harga kedelai. Hal itu membuat para perajin tahu tempe di wilayah Kabupaten Ciamis seperti halnya di wilayah Desa Cibodas Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis, menjadi was-was.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebelumnya menyebut harga kedelai akan mengalami kenaikan dengan menguatnya dolar terhadap rupiah yang sempat menyentuh Rp 16.400. Harga kedelai diperkirakan baru akan naik sekitar dua bulan lagi. Mengingat persediaan kedelai saat ini adalah impor atau pembelian 2 bulan lalu sebelum rupiah melemah terhadap dolar AS.

Pantauan japos.co, harga kedelai yang dibeli oleh para perajin tahu di Kabupaten Ciamis, saat ini antara Rp 11 ribu sampai Rp 12 ribu per kilogram. Perbedaan harga tersebut tergantung dari tempat pembeliannya.

Dahlan, perajin tahu asal Cibodas Desa Cisadap, Kabupaten Ciamis, mengaku tidak bisa membayangkan apabila harga kedelai kembali mengalami kenaikan. Di harga Rp 11 ribu sampai Rp 12 ribu per kilogram saat ini pun sudah merasa kelimpungan.

Perajin tahu ini tetap mempertahankan ukuran, meski hanya mengambil sedikit keuntungan. Mengingat apabila ukuran tahu diperkecil para pelanggan bisa kabur. “Harga kedelai kan sebelumnya sekitar Rp 10 ribu per kilo. Kemudian waktu lebaran sampai sekarang naik Rp 11.400 per kilo lalu turun lagi jadi Rp 11 ribu. Dengan harga ini saja, kami hanya bisa ambil sedikit,” ungkapnya.

Menurut Dahlan, apabila harga kedelai impor melambung naik lebih dari harga sekarang, kemungkinan para perajin bakal berhenti produksi. “Kalau harga kedelai naik apalagi sampai Rp 14 ribu atau Rp 16 ribu ya pasti libur dulu. Biasanya ada demo, menentukan sikap seperti apa, ya menunggu,” ungkapnya.

Hal senada diutarakan H. Udin, perajin tempe di wilayah Cibitung Hilir Kelurahan Kertasari Kecamatan Ciamis, yang menyebut harga kedelai saat ini Rp 12 ribu sudah sangat tinggi. Ditambah lagi harga minyak yang sebelumnya Rp 16 ribu yang menjadi Rp 16.500. Bahkan saat ini H. Udin mulai merasakan adanya kelangkaan barang. H. Udin tidak hanya memproduksi tempe mentah tapi juga digoreng untuk kebutuhan gorengan dan masakan lainnya. “Sekarang sedang sepi, karena mungkin masyarakat sedang banyak kebutuhan. Produksi dikurangi dari biasanya 3,5 kuintal kedelai sekarang hanya 2,5 kuintal,” katanya.

Udin mengaku belum mengetahui pasti akan melambungnya harga kedelai setelah rupiah melemah terhadap dolar. Ia berharap hal itu tidak terjadi dan harga kedelai masih tetap, meski menginginkan harga kedelai turun. “Kalau kami melihat perkembangannya seperti apa. Semoga saja tidak naik. Kalau beneran harga kedelai naik ke depannya biasanya akan libur produksi. Nanti ada rapat-rapat memutuskan harga tempe naik, diperkecil atau solusinya bagaimana,” pungkasnya. (Mamay)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *