Views: 1.2K
SIMALUNGUN, JAPOS.CO – Dibangunnya menara Tower Base Transceiver Station (BTS) semestinya memberikan dampak positif bagi warga sekitar untuk menikmati komunikasi dan internet, apalagi Nagori Tangga Batu kecamatan Hatonduhan (Simalungun) merupakan wilayah pelosok,maka dari itu TBS menjadi harapan besar untuk warga agar dapat berkomunikasi melalui jaringan internet.
Tetapi hal positif tersebut tidak berdampak pada sejumlah warga pelanggan pengguna data internet jaringan seluler tidak berfungsi sama sekali, jaringan sinyal sering menghilang, mengakibatkan akses komunikasi dan internet terputus.
Salah satu tokoh masyarakat, Bapak Anto Jek yang mengeluhkan masalah tidak berfungsinya jaringan internet tersebut, menurutnya diduga ada permainan pihak terkait.
“Saya bingung dengan jaringan tower yang berlokasi di Tangga Batu ini, padahal TBS ini merupakan milik Telkomsel. Saya mencurigai adanya oknum pengurus Tower BTS tersebut mempermainkan akses jaringan,” ucapnya kepada Japos.co, Sabtu (29/6).
“Anehnya bahwa masalah sering terputusnya jaringan hanya ada di Tangga Batu, sementara untuk jangkauan ke Nagori/desa tetangga itu tidak berdampak bang, gk hari ini aja jaringan internet TBS itu putus-putus, sebelumnya pun kerap begini,” akunya sambil geleng-geleng kepala, bingung.
Begitu juga keterangan dari pemilik media online, bapak Sugianto azis, yang merupakan warga Aek Suha Tangga Batu, beliau juga merasa TBS di nagorinya beda dengan TBS yang berada di wilayah nagori lain. Padahal sama-sama milik Telkomsel.
Saya pun bingung kenapa di desa lain yang TBS juga milik Telkomsel selalu berfungsi, tidak seperti yang ada di kampung ku, jaringan internetnya kerap tidak berfungsi, yang akhirnya harus membeli voucher wifi. Sementara pembelian paket data Telkomsel tidak berguna sama sekali,” terang Sugianto Azis.
“Kami mohon pihak terkait bisa membantu untuk mengatasi keluhan jaringan internet telkomsel yang sudah sering–sering putus ini. Kami menduga hal ini ada permainan oleh pengurus tower itu, karena di nagori/desa tetangga kiri kanan jaringannya normal, sementara di desa kami ini hampir 24 jam kehilangan sinyal,” tutupnya. (R Sirait)
