Scroll untuk baca artikel
BengkuluBerita

Proses Laboratorium DLH Mukomuko Terkesan Lamban Kinerja Kadis Disinyalir Bak Sifut

×

Proses Laboratorium DLH Mukomuko Terkesan Lamban Kinerja Kadis Disinyalir Bak Sifut

Sebarkan artikel ini

Views: 2.3K

MUKOMUKO, JAPOS.CO – Prosesi mengaktifkan Laboratorium milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menjadikannya menjadi Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) terkesan lamban pasalnya” sudah dua tahun kurang lebih belakangan ini rencana pengaktifan Lab tersebut hingga saat ini belum terlihat .

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Sejak Kepala Dinas LH Mukomuko jatuh ketangan Budi Yanto rencana pengaktifan Laboratorium sudah digembar-gemborkan nya, namun hasil nya masih berada pada level nol dan masih berkutak proses dan proses padahal Budi pernah mengatakan tempo hari secepatnya. memang tidak dipungkiri membutuhkan proses yang panjang namun disayangkan kinerja Kadis DLH bak sifut berjalan.

Memastikan Keseriusan penanganan pengaktifan Lab DLH itu Japos.co mencoba menghubungi Kadis DLH melalui sambungan telepon seluler namun tidak ada resfon termasuk melalui pesan WhatsApp (WA) juga tidak direspon lalu Japos.co menemui Kabid Persampaan Ali Muhibin Rabu,(29/5) di ruang kerjanya.

Kabid Ali Muhibin mengatakan thapan-tahapan yang harus dilalui pun cukup kompleks, terutama dalam hal perbaikan dan kalibrasi peralatan laboratorium yang sudah lama tidak terpakai.

Ali Muhibin, Kabid Pengelolaan Sampah B3, menjelaskan bahwa proses kalibrasi alat-alat kecil telah dilaksanakan dengan bantuan UPTD Laboratorium LH Padang selama lima hari pada minggu sebelumnya.

“Namun, untuk alat-alat besar, perlu dilakukan kalibrasi dan perbaikan lebih lanjut, bahkan mungkin harus dikirim ke produsennya terlebih dahulu,” ungkap Ali.

Dirinya juga mengatakan untuk kalibrasi alat-alat kecil sejumlah 60 alat sudah ter kalibrasi untuk alat-alat besar itu tidak hanya membutuhkan kalibrasi ada alat-alat pengadaan dak 2007. ada salah satu belum di rakit mungkin butuh perbaikan.

“Selain itu, untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM), sudah ada rencana untuk melatih lima orang tenaga laboratorium, dengan tiga di antaranya sebagai analis kimia dan dua orang sebagai administrasi. Sampel air juga akan dibawa ke laboratorium kota untuk pengujian sementara,” ungkapnya.

Ali Muhibin juga menyebutkan bahwa pihak tertentu, termasuk dari Painan, menawarkan bimbingan teknis untuk para analis laboratorium. Namun, proses pengujian di laboratorium sendiri baru bisa dilakukan setelah mendapatkan sertifikasi.

“Dengan target terbentuknya UPTD pada tahun 2024 atau paling lambat 2025, proses menuju pengujian di laboratorium masih membutuhkan waktu dan upaya yang cukup besar,” tandasnya.(Jpr)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *