Views: 1.3K
DEPOK, JAPOS.CO – Di tengah aroma persaingan yang semakin memanas menjelang Pilkada 2024 Depok, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Imam Budi Hartono, menunjukkan ketenangannya. Meski dihadapkan pada koalisi besar yang melibatkan enam partai politik rival, yang diberi nama Koalisi Sama Sama, Imam tak menunjukkan setitik pun rasa gentar.
Imam, yang juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Depok, mengungkapkan kepercayaan dirinya berdasarkan pengalaman kemenangan PKS dalam Pilkada sebelumnya, saat mereka juga berhadapan dengan koalisi besar serupa.
“Kami telah memenangkan pertarungan Pilkada sebelumnya, dan dengan dukungan yang solid dari koalisi PKS-Golkar,Nasdem kami siap untuk mengulang sejarah,siapa takut hadapi Koalisi SS?,” ujar Imam usai diacara Nyentil Imam Kamis malam ( 9/5/2024) disalah satu cafe di Pancoran Mas Depok Jawa Barat
Koalisi PKS-Golkar, yang telah mendapatkan dukungan impresif sejumlah 400 ribu suara,belum lagi partai Nasdem tampaknya tidak tergoyahkan oleh deklarasi Koalisi Sama Sama yang baru-baru ini mendukung Supian Suri sebagai calon walikota.
Dengan PKS menyumbang 250 ribu suara dari jumlah tersebut, tambahan suara dari Golkar hanya memperkuat posisi mereka sebagai pesaing utama dalam kontes politik jelang Pilkada Depok nanti
Lebih lanjut, Imam mengungkapkan bahwa strategi PKS tidak hanya terpaku pada pertarungan elektoral, tetapi juga pada pembentukan aliansi strategis.
“Kami tidak hanya berkomunikasi dalam setting formal, tetapi juga melalui pertemuan-pertemuan informal dan membangun hubungan baik di tingkat lokal maupun nasional,” jelas Imam.
Dengan terbukanya PKS terhadap kerja sama dengan berbagai partai, termasuk Golkar dan Partai Nasdem, upaya untuk membentuk koalisi yang lebih luas tampaknya sedang diupayakan.
Meski Koalisi Sama Sama telah secara resmi mendeklarasikan dukungan mereka terhadap kandidat rival, Imam dan kubunya menunjukkan sebuah sikap yang bisa diinterpretasikan sebagai tantangan: “Kami membuka pintu lebar-lebar bagi partai lain yang ingin bergabung, tidak seperti kubu sebelah yang lebih memilih untuk menutup pintu.” ( Joko Warihnyo )