Views: 1.5K
BANDUNG BARAT, JAPOS.CO – Pendaftaran bakal calon Bupati Kabupaten Bandung Barat (KBB) periode 2024-2029 menjadi sorotan dengan ramainya partisipasi putera daerah.
Berbagai jargon seperti “KBB Sehat” dari Pamriadi, “KBB Hebat” dari Rahmat Adang Syafaat, hingga “Mesat” dari Asep Ilyas telah diperlihatkan oleh para calon.
Kehadiran mereka dipengaruhi oleh absennya mantan Bupati Hengky Kurniawan, yang dikabarkan mencalonkan diri di Blitar setelah penolakan publik atas kemungkinan pencalonan kembali karena masalah hukum yang menimpa mantan Bupati sebelumnya.
Meskipun demikian, euforia pencalonan ini juga memperlihatkan kepedulian para calon terhadap masa depan KBB yang dinilai masih memerlukan pembenahan.
Namun, pengamatan menunjukkan bahwa para calon cenderung mendaftar ke lebih dari satu partai, mungkin sebagai upaya mencari dukungan politik. Jachja Taruna Djaja (JTD) sekretsris Jenderal Pimpinan Pusat Pemersatu Anak Negeri menyoroti kendala administratif dan infak partai yang menjadi hambatan bagi calon dengan dana terbatas.
“Mirisnya, begitu akan mengembalikan berkas pencalonannya, tersendat karena adanya dana administratif atau infak partai. Bijaknya mereka tahu bahwa mencalonkan diri sebagai kepala daerah membutuhkan dana yang sangat besar dan beresiko bangkrut. Selain tentu saja akan sia-sianya usaha timses yang sudah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, dan mungkin dana rumah tangganya,” ujar JTD kepada Japos.co pada Selasa (23/4/2024).
Saran pun disampaikan kepada calon yang bermodal terbatas untuk menjelajahi kemungkinan mendapatkan rekomendasi partai yang sesuai dengan visi-misi mereka, serta mempertimbangkan peran strategis lain dalam memajukan KBB.
Langkah-langkah ini mencakup memberi perhatian kepada masyarakat di sekitar atau membangun komunitas yang fokus pada kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian, meskipun menjadi Bupati atau Wakil Bupati adalah salah satu jalur, memajukan KBB bisa diwujudkan melalui peran strategis lain yang juga layak dipertimbangkan oleh para calon.
(DEMAK GULTOM)