Views: 1.5K
PASURUAN, JAPOS.CO – Angka stunting di Kabupaten Pasuruan masih tinggi. Tercatat, ada ribuan anak yang mengalami stunting.
Upaya penanganan masalah stunting terus dilakukan. Pemkab Pasuruan menargetkan, hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2023 bisa ditekan hingga 7,21 persen.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan Ani Latifah mengungkapkan, berdasarkan data yang dimiliki Dinas Kesehatan, sasaran balita yang terdata sebanyak 117.558 jiwa.
Sedangkan balita yang sudah ditimbang mencapai 83.800 jiwa. Dari jumlah itu, balita yang menderita stunting sebanyak 6.038 jiwa.
“Selebihnya, ada sebanyak 77.762 balita, dipastikan tidak mengalami stunting,” kata Ani.
Ia menambahkan, angka prevalensi stunting, sebenarnya mengalami penurunan.
Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, mengalami penurunan diangka 20,5 persen.
Sementara, di 2021, tercatat 21,5 persen. Sedangkan tahun 2023 lalu, jumlahnya kian ditekan, hingga 7,21 persen.
Ani menjelaskan, prevalensi stunting memang ditargetkan terus berkurang. Apalagi penanggulangan masalah kesehatan tersebut menjadi program prioritas.
WHO sendiri menetapkan standar prevalensi stunting harus di bawah 20 persen.
Karena itu, ia berharap hasil SSGI tahun lalu, sesuai dengan hasil bulan timbang yang dilakukan. Terlebih penanganan stunting juga dilakukan secara cukup masif.
Menurut Ani, kesehatan balita memang menjadi indikator utama. Akan tetapi, banyak juga yang menunjang menurunnya angka stunting.
“Kami tidak bekerja sendirian, tentunya juga banyak peranan OPD yang lain,” bebernya.
Sebab beberapa aspek lain juga termasuk indikator stunting. Seperti kawasan kumuh, perilaku buang air besar sembarangan hingga rumah tidak layak huni.
“Dengan penanganan yang dilakukan secara masif terhadap beberapa aspek tersebut, akan menunjang penurunan prevalensi stunting,” terangnya.(wio)