Scroll untuk baca artikel
BeritaSumatera Barat

Terselubung di Bawah Bumi: Mengupas Dugaan Skandal Tambang Ilegal Indra Sari Putra di Solok Selatan

×

Terselubung di Bawah Bumi: Mengupas Dugaan Skandal Tambang Ilegal Indra Sari Putra di Solok Selatan

Sebarkan artikel ini

Views: 1.4K

SOLOK SELATAN, JAPOS.CO – Dalam sebuah pengungkapan yang mengguncang politik lokal, terkuak dugaan keterlibatan Indra Sari Putra, seorang Calon Legislatif dari Partai Nasdem Kabupaten Solok Selatan, dalam serangkaian kegiatan tambang ilegal yang meresahkan.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

Menurut sumber yang dapat dipercaya, usaha yang dimiliki oleh Indra Sari Putra telah terlibat dalam aktivitas yang mencurigakan, menjadikan keberadaannya terpapar dalam jaringan tambang ilegal yang mencoreng panorama hukum.

Panggilan oleh Aparat Penegak Hukum (APH) terhadap Indra Sari Putra terkait dugaan tambang ilegal tersebut semakin menguatkan prasangka masyarakat. Namun, keputusan lanjutan dari proses tersebut masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.

Respons kontroversial dari Indra Sari Putra terhadap tuduhan ini memunculkan sorotan baru dalam ranah politik dan jurnalisme. Dalam sebuah pesan singkat, dia menyinggung tentang hubungan personal dengan wartawan, menimbulkan tanda tanya akan upaya pemengaruhannya terhadap liputan media terkait kasus yang menjeratnya.

Andar Situmorang SH MH, Direktur GACD, mengomentari sikap yang diambil oleh Indra Sari Putra. Dia menyoroti bahwa seorang Calon Legislatif seharusnya mempertahankan integritas dan etika yang tinggi, bukan malah terlibat dalam tawar-menawar terhadap pemberitaan.

Menurut Andar, Keterlibatan dalam dugaan tambang ilegal, ditambah dengan upaya intervensi terhadap pemberitaan jurnalistik, membuka ruang diskusi yang mendalam tentang moralitas dan transparansi yang seharusnya dimiliki oleh seorang calon wakil rakyat.

“Pada akhirnya, skandal ini menggugah pertanyaan-pertanyaan penting tentang masa depan politik Indra Sari Putra dalam pemilihan Anggota DPRD Kabupaten Solok Selatan, serta memperlihatkan betapa rapuhnya fondasi moralitas dalam perjalanan politik seorang individu,” pungkas Andar.(DOMAS)

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *