Views: 1.5K
JAKARTA, JAPOS.CO – Pada tulisan ini kita akan membahas tentang etika kepemimpinan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam konteks ini, akan dikemukakan beberapa kunci yang relevan dengan topik tersebut. Salah satu tokoh yang sering dibicarakan dalam sejarah kepemimpinan Indonesia adalah Prabowo Subianto, seorang calon presiden RI ke 8.
Pada debat capres semalam kita di suguhi tontonan debat yang tidak bermutu, hanya narasi kebencian dan statement statement penuh kebohongan yang di pertontonkan oleh Capres No.1 dan Capres No.3, Namun, yang menjadi perhatian khusus adalah etika yang dibawa oleh para capres dalam kepemimpinan berbangsa dan bernegara. Etika adalah prinsip-prinsip moral yang mengatur perilaku seseorang dalam interaksi sosial. Dalam konteks kepemimpinan, etika sangat penting karena pemimpin harus memberikan contoh yang baik bagi masyarakat yang dipimpinnya.
Salah satu contoh kepemimpinan Prabowo yang perlu diperhatikan adalah kepemimpinannya dalam bidang militer. Prabowo telah memimpin operasi militer yang kompleks dan sulit. Di sinilah etika kepemimpinan menjadi sangat penting. Seorang pemimpin militer harus memastikan bahwa tindakannya selalu didasarkan pada nilai-nilai yang adil dan moral.
Selain itu, perlu juga diperhatikan bahwa kepemimpinan etis tidak hanya terkait dengan Prabowo Subianto. Di dunia politik Indonesia, terdapat kepemimpinan lain seperti Anies dan Ganjar.
Anies merupakan politikus yang dikenal menggunakan topeng agama untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat. Namun, penting untuk dicatat bahwa dalam kepemimpinannya, Anies tidak selalu beretika. Di beberapa kesempatan, kebijakannya tidak sesuai dengan nilai-nilai moral yang diharapkan dari seorang pemimpin.
Hal yang sama juga dapat dikatakan tentang Ganjar. Meskipun menyuarakan nasionalisme dan menggunakan topeng nasionalis, Ganjar juga terkadang tidak beretika dalam kepemimpinannya. Setiap pemimpin harus mengedepankan etika dalam tindakannya, terlepas dari topeng apa yang mereka gunakan.
Perlu diperhatikan juga bahwa dalam debat cawapres antara Ganjar dan Anies, terdapat serangan terhadap Prabowo dengan data dan fakta yang menyesatkan. Serangan semacam ini adalah contoh lain dari tidak adanya etika dalam kepemimpinan politik. Pemimpin harus berkewajiban memberikan informasi yang jujur dan akurat kepada masyarakat.
Tidak hanya itu, Anies dan Ganjar juga terlibat dalam pembodohan politik dan kesalahan informasi. Mereka seringkali menggunakan retorika yang menyesatkan untuk mempengaruhi pendapat publik. Kepemimpinan yang berkualitas adalah yang mengedepankan kejujuran dan integritas.
Dalam mencari pemimpin, kita harus selalu ingat bahwa tujuan utama adalah untuk menemukan pemimpin yang berkualitas, bukan pembohong dan penipu. Dalam konteks politik, kita harus berjuang untuk menciptakan pemilu damai dan riang gembira pada tahun 2024. Inilah zaman yang membutuhkan pemimpin yang etis, jujur, dan memiliki integritas yang tinggi.
Dalam kesimpulan, etika kepemimpinan adalah aspek yang sangat penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Baik Prabowo, Anies, Ganjar, maupun pemimpin lainnya harus memahami pentingnya etika dalam kepemimpinan. Kita harus mencari pemimpin yang benar-benar berprinsip, berkualitas, dan memiliki kejujuran yang tinggi.
Terlepas dari topeng apa yang mereka pakai, Prabowo adalah sosok pemimpin otentik original, tanpa pencitraan tanpa retorika, apa yang di sampaikan selalu tegas, sesuai dengan data.
Pertanyaannya, apakah kita mau di pimpin oleh pemimpin “Omon Omon” atau pemimpin Ultraman yang pekerja keras, berani mengambil resiko untuk rakyatnya, tegas, jujur dan berintegritas?.Salam Indonesia Raya.
Pemulis: Arfian, Ketua Umum Pasukan 08.(Red)