Views: 1.3K
PASURUAN, JAPOS.CO – Luar biasa, Dunia pendidikan di Kabupaten Pasuruan kembali menorehkan prestasi mengagumkan.
Kali ini Guru biologi di SMA Baithani Tutur yang meraih Juara Pertama dalam dalam ajang Sains Merdeka Indonesia 2023.
Dia adalah Wiwin Dwi Jayanti (27). Guru Biologi plus Dosen Teknik Kimia di Universitas Insan Budi Utomo ini tak menyangka akan meraih juara, lantaran tak memiliki banyak kesiapan. Bahkan sempat terlambat saat ikut ujian.
Ia menyabet juara pertama dalam ajang kompetisi yang digelar oleh National Science and Social Competition (NSSC) Divya Cahaya Prestasi. Ratusan guru se Indonesia pun disisihkannya.
“Alhamdulillah, pastinya senang. Saya tidak pernah menyangka bisa menjadi juara,” kata Wiwin melalui pesan WA.
Guru berparas ayu yang mengajar di SMA Baithani Tutur itu mengaku, prestasi tersebut sangat tak disangkanya. Maklum, ada ratusan guru yang bersaing untuk mendapatkan hasil yang sama dengannya.
Apalagi, ia tidak memiliki kesiapan yang matang untuk bisa mengikuti kompetisi.
“Persiapan lebih memang tidak ada. Berjalan seperti biasa,” imbuh perempuan yang juga berprofesi sebagai dosen ini.
Wiwin mengaku, memperoleh informasi kompetisi Sains Merdeka Indonesia 2023 tersebut, 10 Agustus 2023 lalu. Informasi itu diperolehnya dari teman kuliahnya dulu.
Dasar penasaran, ia pun memilih untuk ikut berpartisipasi.
“Setelah memperoleh informasi dari teman S1 saya dulu, saya pun bergegas untuk mendaftarkan diri,” jelas putri dari pasangan Kasyan dan Siti Maryam ini.
Usai mendaftar, ia pun mengaku tak melakukan persiapan khusus. Aktivitasnya, berjalan seperti biasa. Mengajar di sekolah dan di kampusnya. Ketika ada waktu luang, ia pun menyempatkan untuk baca-baca.
Hingga hari H, yakni 28 Agustus tiba. Ia pun mengikuti lomba. Lomba yang digelar dengan mengisi soal-soal itu, menjadi pengalaman tak terlupakan baginya.
Betapa tidak, ia bahkan sempat terlambat untuk mengikuti kompetisi. Maklum, olimpiade tersebut digelar pukul 16.00. Sementara, jam pulang mengajar, pukul 16.00.
Hal ini membuatnya sedikit terlambat. Sekitar 15 menit. Kondisi itu, sempat membuat hatinya kacau. Perasaan buru-buru untuk mengerjakan soal, muncul dalam benaknya.
“Lombanya secara online. Karena terlambat, jadinya ada perasaan terburu-buru saat menjawab soal. Karena tidak ada waktu untuk persiapan dulu dan langsung menjawab soal,” ujar perempuan yang tinggal di Dawuhan Sengon, Kecamatan Purwodadi tersebut.
Sederet pertanyaan demi pertanyaan dijawabnya. Dua tahapan lomba dilaluinya. Dari babak penyisihan hingga masuk final.
Pelaksanaan kompetisi itu, berlangsung hingga 31 Agustus 2023. Pasca mengikuti olimpiade guru tersebut, ia pun tak terlalu memikirkan hasilnya. Karena juga tak terlalu berharap untuk menjadi juara.
Hingga pengumuman di bulan September 2023 tiba. Ternyata, ada namanya yang masuk daftar juara. Yang lebih menggembirakan lagi, ia menjadi juara pertama.
Hal inilah yang membuatnya sangat bahagia. Karena baru pertama ikut olimpiade kimia jenjang guru, langsung mendapatkan juara. Apalagi, tidak punya persiapan belajar yang maksimal.
“Rasa tidak percaya diri, memang sempat menyelimuti. Karena itu, saya tak menyangka bisa mendapatkan prestasi ini,” aku perempuan kelahiran Pasuruan 18 Agustus 1996 tersebut.
Memang, untuk kompetisi guru, ia baru pertama kali ikut. Namun, saat masih SMA kelas dua, ia pernah ikut Olimpiade Sains Nasional bidang Kimia. Saat itu, ia berhasil menyabet juara 3.
“Dulu waktu sekolah, memang pernah ikut olimpiade sains nasional. Tapi baru bisa meraih juara ketiga,” kisahnya. (Wio)