Views: 1.3K
MUKOMUKO, JAPOS.CO – Penanganan pengairan irigasi sayap kanan Air Manjuto Kecamatan V Koto, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu mengalami jebol tempo hari.
Kejadian tersebut menjadi perhatian khusus Balai Wilayah Sungai Sumatera VII Provinsi Bengkulu bidang Irigasi, pasalnya berdampak pada petani.
Seperti diketahui, bahwa penanganan saluran irigasi yang jebol tersebut ditangani langsung oleh BWSS VII Provinsi melalui Unit Pengawasan Irigasi (UPI) BWS daerah Kabupaten Mukomuko dan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Mukomuko.
Berdasarkan pantau di lapangan, penanganan tanggap darurat yang dilakukan oleh BWSS VII dalam normalisasi irigasi sayap kanan itu menggunakan terpal yang notabene untuk mempermudah saluran air yang mengalir ke persawahan.
”Sepanjang 40 meter saluran irigasi yang kami tangani yang mengalami jebol tersebut, awalnya kami punya solusi menggunakan talang papan. Namun mengingat lamanya waktu yang dibutuhkan setidak nya selama satu bulan baru bisa selesai sementara kita memikirkan perani juga yang membutuhkan air untuk sawah mereka yang sudah ditanam,” terang Kepala BWSS VII Provinsi Bengkulu melalui Kepala UPI Mukomuko Sumarlin, Sabtu (9/12).
“Dikarenakan tidak memungkinkan menggunakan talang papan yang memakan waktu lama maka kami pihak BWSS menggunakan terpal kebetulan di kantor balai provinsi masih ada kesedian stok sepanjang 50 meter sementara yang kita butuhkan hanya 40 meter, sebab kita lihat saluran irigasi itu tidak hanya tanah kuning di bagian dasarnya ada sejenis pasir juga,” lanjutnya.
Disinggung soal teknis menggunakan terpal Sumarlin mengatakan, “namanya tanggap darurat, soal terpal yang kita gunakan itu terpal beda dengan terpal yang lain, tu terpal kedap air yang bisa tahan selama dua musim tanam soalnya dibawah terpal sudah ada gerondong dibawah terpal,” ungkap Sumarlin.
Selain itu, disinggung soal pemasangan terpal dari sisi kanan kiri dinding tebing terlihat pemasangan terpal tidak rata dengan bibir tebing irigasi, dikuatirkan ketika volume air bertambah maka air akan masuk kecela pinggiran terpal, dan ditambah lagi apabila terjadi hujan dikuatirkan tebing terjadi longsor mendorong terpal.
Sumarlin kembali mengatakan,” tidak ada yang diragukan lagi, terpal yang kita pasang itu sudah lebih dari saluran normal, sudah diatas permukaan air,” kata Sumarlin.
Menurutnya, luas lahan petani di sini hanya seluas 3000 hektar sedangkan kesedian air melebihi yang dibutuhkan petani, maklum saja petani kadang suka over dalam menggunakan air.
Berdasarkan informasi yang disampaikan Kepala UPI BWSS VII Mukomuko Sumarlin, normalisasi tanggap darurat irigasi sayap kanan sungai Manjuto itu digelontorkan dari Balai Kementerian bencana pusat sebesar Rp. 300 juta merupakan Dana OP BWSS VII Provinsi Bengkulu bidang bencana.(JPR)