Scroll untuk baca artikel
BengkuluBeritaHEADLINESUMATERA

Pembangunan RS Pratama Dikhawatirkan Tidak Tembus Target, Komisi III DPRD Mukomuko: Bakal Terjadi ini

×

Pembangunan RS Pratama Dikhawatirkan Tidak Tembus Target, Komisi III DPRD Mukomuko: Bakal Terjadi ini

Sebarkan artikel ini

Views: 505

MUKOMUKO,JAPOS.CO – Pembangunan Rumah Sakit (RS) Pratama yang berlokasi di Desa Air Buluh, Kecamatan Ipuh, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu dikhawatirkan tidak selesai tahun ini dan terancam putus kontrak. Hal tersebut diungkapkan wakil rakyat di kursi DPRD Kabupaten Mukomuko.

Advertisement
scroll kebawah untuk lihat konten

“Saya khawatir tidak selesai tahun ini,” terang Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Mukomuko Antonius Dalle S.P dikonfirmasi, Senin (30/10).

Namun Antonius berharap, proyek tersebut bisa dirampungkan sesuai kontrak kerja. Agar, hasil pembangunan RS Pratama bisa langsung dinikmati masyarakat.

“Harapan kami bisa tuntas. Namun kalau melihat progresnya saat ini. Saya sangat khawatir. Karena sekarang ini saja pengecoran tiang belum juga selesai,”katanya.

Dengan minimnya realisasi pekerjaan pembangunan RS Pratama tersebut, Antonius mendesak kepada dinas teknis dan PPK dalam hal ini di Dinas Kesehatan Mukomuko maksimal mengawasi pekerjaan di lapangan.

“Jika lambatnya pekerjaan karena jumlah tenaga yang kurang. Maka cepat ditambah tenaganya. Jika bahan material yang kurang, maka segera tambah lagi material,” terangnya.

Dikatakan nya juga tujuanya itu tidak lain untuk mengejar waktu yang hanya tersisa dua bulan.

“Jikalau pekerjaan tersebut tidak selesai dan putus kontrak maka daerah kita yang rugi,”pungkasnya.

Sementara Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) proyek kegiatan RS Pratama, Jajad Sudrajat dikonfirmasi awak media mengakui bahwa pekerjaan pembangunan RS Pratama berjalan lambat. Hingga saat ini, progres pembangunan baru mencapai 35 persen dari target 44 persen.

Disampaikannya, hingga saat ini pihaknya masih dalam pengendalian kontrak walaupun saat ini ada devisiasi hingga 10 persen.

“Sebenarnya pada proses pengadaan barang dan jasa devisiasi sebesar 10 persen tersebut masuk dalam kontrak kritis. Dan hal ini terjadi pada minggu ke 13 dan ke 14 karena terjadi keterlambatan pengiriman mobilisasi alat pendukung yaitu alat mixer,”katanya.

Mengenai keterlambatan pekerjaan, pihaknya sudah melakukan evaluasi kepada tim penyedia. Dan ia juga mengadakan rapat dengan tim ahli dan konsultan pengawas. Pihaknya memberikan batas waktu kepada penyedia untuk mengejar keterlambatan sampai tanggal 5 November minimal tidak melebihi angka devisiasi 10 persen.

“Sudah kami tekankan kepada pihak perusahaan. Kalau harapan kita, proyek itu bisa dituntaskan sampai 100 persen sesuai dengan kontrak di tahun ini,”ungkapnya.

Diketahui Pembangunan RS Pratama itu dikerjakan oleh PT Belimbing Sriwijaya dengan batas waktu pengerjaan Desember 2023 mendatang. Pembangunan itu bersumber Dana Alokasi Umum (DAK) tahun 2023 dengan total Rp 61 miliar dengan rincian Rp 39 miliar lebih untuk fisik RS Pratama dan Rp 21 miliar lebih untuk pembelian alat kesehatan dan prasarananya.(JPR)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *