Views: 229
DEPOK, JAPOS.CO – Untuk keempat kalinya Sanggar Tari Ayodya Pala Art Center menggelar pendidikan dan latihan (Diklat) untuk menjadi pelatih tari diikuti oleh 97 peserta.
“Untuk kali ini jumlah pelatih tari masih sangat kurang. Produksi pelatih yang ada tidak seimbang, kami terus berusaha mencetak pelatih tari yang kompeten,” kata CEO Ayodya Pala, Budi Agustina di Minggu (29/10/2023).
Dikatakan Agustina, diklat bagi pelatih tari ini diisi dengan pembekalan materi tari, kepemimpinan, Bahasa Inggris, attitude atau perilaku, koreografi, membatik dan juga pendalaman tata rias mulai dari dasar, panggung sampai make-up karakter dan bahkan make up pengantin.
“Nanti setelah lulus mereka bisa menjadi multi talenta yang serba bisa dan diakui oleh pemerintah kita paling lengkap, sehingga banyak yang minta ke Ayodya Pala,” ucapnya
Agustina menyebut Ayodya Pala,saat ini ada 130 pelatih dan asisten pelatih. Kalau berbicara ideal tentunya tidak ada karena perkembangan permintaan yang selalu meningkat.
Diklat pelatih tari ini dilaksanakan yang ke-4 dimana pada diklat pertama yang dilaksanakan sebelum terjadinya pandemi pertama diikuti oleh 25 peserta, kedua (40 peserta) dan ketiga (50 peserta).
Untuk diklat angkatan 1 dan 2 banyak yang sudah menjadi profesional dan sudah dianggap menjadi mentor, dan bekerja diberbagai instansi dan juga yang sudah juri nasional dan punya sertifikasi kompetensi.
“Saat ini kita akui juga kekurangan tenaga pengajar, karena cabang-cabang kita sudah semakin banyak sehingga masih belum tercover,” ungkapnya
Sementara Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Pariwisata, Kebudayaan dan Pariwisata (Disporyata) Kota Depok, Eko Herwiyanto, mengatakan seni tari merupakan pertunjukan dan bagian dari sub sektor Ekonomi Kreatif, yang sekarang masih digalakkan oleh Pemerintah.
Oleh karena itu upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) harus didukung. Diklat pelatih tari ini tentunya untuk menjawab tantangan zaman di era mendatang.
“Membawa seni pertunjukkan kearah global maka bahasa Inggris mutlak diperlukan,” ujar Eko Herwiyanto.(Joko Warihnyo)